Siluet di Rel Jatinegara

0
(0)
Siluet di Rel Jatinegara

Malam itu, hujan rintik-rintik membasahi Stasiun Jatinegara. Lampu-lampu peron memancarkan cahaya redup, menciptakan bayangan panjang di atas rel yang basah. Suasana sepi; hanya terdengar suara gemericik air dan sesekali deru kereta yang melintas.

Andi, seorang petugas keamanan yang baru beberapa bulan bekerja di stasiun itu, sedang melakukan patroli rutin. Ia menyusuri peron dengan langkah tenang, matanya awas mengawasi sekitar. Meski sudah terbiasa dengan suasana malam, ada sesuatu yang membuatnya merasa gelisah malam itu.

Saat melewati peron tiga, Andi melihat sesuatu yang aneh di kejauhan. Di ujung peron, dekat dengan sinyal masuk, tampak sebuah siluet berdiri diam di tengah rel. Andi berhenti sejenak, mencoba memastikan apa yang dilihatnya.

“Siapa di sana?” serunya, suaranya menggema di antara deretan gerbong kosong.

Siluet itu tidak bergerak, tetap diam seperti patung. Andi merasakan bulu kuduknya meremang. Dengan hati-hati, ia mendekati sosok tersebut, senter di tangannya bergetar ringan.

Semakin dekat, Andi menyadari bahwa siluet itu tampak seperti seorang pria dengan pakaian kusut, wajahnya tertunduk, rambutnya basah menutupi sebagian wajah.

“Pak, Anda tidak boleh berada di sini. Ini berbahaya,” kata Andi dengan nada tegas, mencoba menyembunyikan rasa takutnya.

Pria itu perlahan mengangkat wajahnya. Mata mereka bertemu, dan Andi terkejut melihat mata pria itu kosong, tanpa ekspresi, seolah menatap ke dalam kehampaan.

Baca Juga:  Kaifuku Jutsushi no Yarinaoshi #06

Sebelum Andi sempat bereaksi, terdengar suara klakson kereta dari kejauhan. Lampu depan kereta mulai terlihat, mendekat dengan cepat.

“Pak, cepat minggir! Ada kereta datang!” teriak Andi panik.

Namun, pria itu tetap diam, tidak bergerak sedikit pun. Andi berlari mendekat, berniat menariknya dari rel. Tapi saat tangannya hampir menyentuh lengan pria itu, tiba-tiba saja sosok tersebut menghilang, lenyap begitu saja di depan matanya.

Andi terhuyung mundur, jatuh terduduk di samping rel. Kereta melintas dengan kecepatan tinggi, angin kencang menerpa wajahnya. Setelah kereta berlalu, Andi bangkit dengan napas tersengal, matanya mencari-cari sosok pria tadi, tapi yang ada hanya rel kosong dan suara hujan yang kembali terdengar.


Keesokan harinya, Andi menceritakan pengalamannya kepada rekan-rekannya. Beberapa dari mereka saling berpandangan, seolah menyimpan rahasia.

“Sudah lama tidak ada yang melihatnya,” kata salah satu petugas senior dengan suara pelan.

“Melihat apa?” tanya Andi bingung.

“Beberapa tahun lalu, ada seorang pria yang tewas tertabrak kereta di sini. Sejak itu, beberapa petugas mengaku pernah melihat sosoknya di rel, terutama saat hujan turun.”

Andi merasakan darahnya berdesir. “Jadi, yang kulihat tadi malam…?”

Petugas senior itu mengangguk pelan. “Mungkin saja. Tapi jangan khawatir, dia tidak pernah menyakiti siapa pun. Hanya muncul sesekali, seolah mencari sesuatu yang hilang.”

Malam berikutnya, Andi kembali bertugas. Meski rasa takut masih menghantuinya, ia berusaha menjalankan tugas dengan profesional. Saat hujan kembali turun, ia menatap ke arah rel di peron tiga, berharap tidak melihat siluet itu lagi.

Baca Juga:  Kage no Jitsuryokusha ni Naritakute Season 2 #09

Namun, dalam hati kecilnya, ia merasa iba. Jika benar arwah pria itu masih gentayangan, mungkin ada pesan yang ingin disampaikan, atau penyesalan yang belum terselesaikan.

Dengan pikiran itu, Andi memutuskan untuk mendoakan arwah tersebut, berharap ia bisa menemukan kedamaian dan tidak lagi muncul sebagai siluet di rel Jatinegara.

Selesai.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply