Memahami metode penelitian

  1. Fokus penelitian

Fokus penelitian adalah pusat perhatian dari apa yang akan diteliti guna mendapatkan data yang dikumpulkan, diolah, dianalisis dan diinterprestasikan sesuai dengan masalah yang ditetapkan. Fokus penelitian merupakan garis besar dari pengamatan penelitian, sehingga observasi dan analisa hasil penelitian lebih terarah. Oleh sebab itu, digunakanlah indikator- indikator agar tidak terjadi pembahasan yang terlalu luas dan pada akhirnya tidak sesuai dengan apa yang menjadi judul penelitian.

Dalam menentukan fokus penelitian, harus menyertakan syarat – syarat sebagai berikut :

1. Harus feasible, yakni masalah tersebut bisa diteliti, dan bisa dilakukan dengan cara yang efisien

2. Harus jelas, yakni bahwa semua orang mempunyai pemahaman yang sama dengan rumusan masalahnya itu.

3. Harus signifikan, yakni bahwa hasil kajiannya itu memberi kontribusi yang nyata terhadap pengembangan ilmu, perumusan kebijakan, atau masalah kamanusiaan lain.

4. Harus etis, yakni kajian dan hasil-hasilnya tidak bertendensi untuk menghujat atau menistakan orang lain.

  • Variable penelitian

Secara singkat variabel merupakan sesuatu yang menjadi fokus pengkajian dan untuk merumuskannya dibutuhkan teori, konsep, atau proposisi yang jelas. Sebab jika tidak, kamu mungkin akan kesulitan untuk memformulasikan masalah penelitian dan mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk suatu penelitian. Dengan kata lain, variabel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti “apa yang ingin dicari melalui penelitian ini?”, “Apa yang harus ditetapkan lebih dulu oleh peneliti agar tujuan penelitiannya tercapai?”, dan “Apa dasar penetapannya?”.

Dalam proses penulisan penelitian, perumusan variabel harus dilakukan secara sistematis dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Dengan begitu, kebenaran hasil observasi dalam penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Sebuah variabel juga harus bisa diukur, terlebih untuk penelitian kuantitatif yang mengharuskan hasil penelitian yang objektif, terukur, serta terbuka untuk diuji kembali. Unsur atau istilah “variabel penelitian” sendiri lebih banyak digunakan dalam jenis penelitian ini.  

  • Jenis Variabel Berdasarkan Posisi
  • Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang dapat memengaruhi perubahan pada variabel lainnya. 

Misalnya begini, saat ini sedang menyusun penelitian dengan judul “Dampak Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa/i SMA Negeri 1 Bandung”. Nah, dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebasnya adalah “ekstrakurikuler” karena dia bisa berdiri sendiri dan bisa mempengaruhi perubahan pada “prestasi belajar siswa” yang merupakan variabel lainnya.

  • Variabel Terikat (Dependent Variable)

Berbanding terbalik dengan variabel bebas, variabel terikat adalah variabel yang bisa dipengaruhi oleh variabel yang lainnya. Oleh karena itu, keberadaannya dianggap sebagai akibat dari kehadiran variabel bebas.

Baca Juga:  Kepemimpinan ala Paus Fransiskus yang Belum Banyak Disadari

Contohnya, dalam penelitian yang disebutkan tadi, variabel terikatnya adalah “prestasi belajar siswa”, karena dia bisa dipengaruhi oleh ekstrakurikuler yang diambil oleh siswa.

  • Contoh-contoh Variabel Penelitian
  • Variabel Kualitatif

Variabel kualitatif atau variabel kategori merupakan variabel yang meliputi kualitas yang tidak bisa diukur dengan angka dari suatu kelompok atau populasi. Variabel ini seringkali dihubungkan dengan atribut fisik dari sekelompok individu. Variabel-variabel tersebut kemudian bisa dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni nominal dan ordinal

Beberapa contoh variabel kualitatif adalah:

  1. Kualifikasi ujian
  2. Rasa lapar
  3. Keindahan
  • Variabel Kuantitatif

Variabel kuantitatif adalah variabel yang ditulis dengan menggunakan nilai numerik (angka). Oleh karena itu, variabel ini memerlukan operasi dan juga perhitungan matematis untuk mengukurnya. Ada dua jenis variabel kuantitatif yang bisa kamu gunakan, yaitu kontinu dan diskrit.

Beberapa contoh variabel kuantitatif adalah:

  1. Jumlah anggota keluarga
  2. Tinggi badan
  3. Berat badan

Mengapa Harus Ada Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini fungsinya adalah menentukan batasan-batasan untuk mengarahkan suatu penelitian. Sehingga adanya fokus penelitian ini penting untuk melengkapi berbagai aspek di bawah ini.

1. Penting untuk Menyusun Laporan Ilmiah

2. Sebagai Garis Besar Penelitian

3. Membatasi Studi atau Penelitian

4. Mencapai Tujuan Belajar

Contoh Fokus Penelitian

Fokus penelitian bermanfaat bagi pembatasan mengenai objek penelitian yang diangkat manfaat lainnya adalah agar peneliti tidak terjebak pada banyaknya data yang diperoleh di lapangan. 

Penentuan fokus penelitian lebih diarahkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi perekonomian dan sosial ini dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana data yang tidak relevan. 

(Sugiyono 2017;207) pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan reliabilitas masalah yang akan dipecahkan. Penelitian ini difokuskan meliputi: 

1. Bagaimana Implementasi Program Indonesia Pintar 

2. Bagaimana dampak kepemilikan dari Program Indonesia Pintar

3. Menyusun Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian adalah sebuah pernyataan keingintahuan tentang suatu topik yang diperoleh secara iterative dan sistematis melalui pengaruh latar belakang keilmuan peneliti sehingga menginspirasi proses pencarian yang terarah dan merangsang diskusi tentang solusi potensial. Jawaban dari pertanyaan ini tidak sebatas pada “iya” dan “tidak” atau “salah” dan “benar”. Melainkan diikuti oleh pernyataan yang menjelaskan secara rinci dari topik penelitian tersebut. Misalnya, bisa menjelaskan sebab suatu fenomena dan menjelaskan bagaimana meminimalkan maupun mengatasi dampak negatif fenomena tersebut secara ilmiah. 

  • Jenis-Jenis Pertanyaan Penelitian
  • Pertanyaan penelitian kualitatif
Baca Juga:  Mengajarkan Bahasa Inggris melalui Lagu dan Musik di SD Pedesaan

Penelitian bertujuan untuk memahami atau memaknai suatu fenomena sehingga bisa diketahui dan dijelaskan penyebab ilmiah dari fenomena tersebut melalui kegiatan penelitian. Sifatnya lebih fleksibel dan hasil akhirnya memberi penjelasan sesuai data yang didapat selama penelitian. 

  • Pertanyaan penelitian kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif tujuan utamanya adalah untuk melakukan pengukuran. Hasil pengukuran ini tentu saja berupa angka yang sifatnya pasti dan didapatkan dengan metode ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan. Salah satu ciri khasnya adalah terdapat kata-kata yang menjelaskan ukuran pasti. Misalnya “pengaruh”, “tingkat”, “perbandingan”, dan “hubungan”, dan sebagainya. 

  • Pertanyaan mixed-method

Pertanyaan dalam jenis ini akan mengkombinasikan pertanyaan kualitatif sekaligus kuantitatif. Pertanyaan tersebut oleh peneliti bisa dipisah sehingga ada dua pertanyaan. Kedua peneliti ini wajib memiliki hubungan atau memiliki keterkaitan.

Menentukan pertanyaan dalam penelitian perlu melewati beberapa tahap umum berikut ini: 

  1. Menentukan topik penelitian
  2. Menentukan jenis pertanyaan penelitian
  3. Menggunakan metode FINER (feasible, interesting, novelty, ethical, relevan)
  4. Meninjau pertanyaan penelitian
  5. Mengajukan pertanyaan penelitian
  6. Melakukan perbaikan jika ada
  7. Perbedaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif

Perbedaan antara pendekatan kuantitatif (istilah Williams dengan kuantitatif positivistik) dan kualitatif. Kelima dasar pandangan tersebut ialah sifat realitas, interaksi peneliti dan obyek penelitiannya, posibilitas generalisasi dan posibilitas kausal dan peranan nilai.

  1. Pada dasar pandangan sifat realitas, maka pendekatan kuantitatif melihat realitas sebagai tunggal, konkrit, teramati, dan dapat difragmentasi. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat realitas ganda (majemuk), hasil konstruksi dalam pengertian holistik. Itulah sebabnya peneliti kuantitatif lebih spesifik, percaya langsung pada sang obyek generalis, meragukan dan mencari fenomena selanjutnya pada sang obyek realitas.
  2. Pada dasar pandangan interaksi antara peneliti dengan obyek penelitiannya, maka pendekatan kuantitatif melihat sebagai independen, dualistik bahkan mekanistik. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat sebagai proses interaktif, tidak terpisahkan bahkan partisipatif. Itulah sebabnya penelitian kuantitatif agak memisahkan antara si peneliti sebagai subyek pelaku aktif dan obyek penelitian sebagai obyek pelaku pasif dan dapat dibebani aneka model penelitian oleh si peneliti.
  3. Pada dasar pandangan posibilitas generalis, maka pendekatan kuantitatif bebas dari ikatan konteks dan waktu (nomothetic statements), sedang pendekatan kualitatif terikat dari ikatan konteks dan waktu (idiographic statements). Itulah sebabnya peneliti kuantitatif dapat dikenai atau dibebani dengan percobaan tertentu, lalu diukur hasilnya (ada macam-macam jenis eksperimen). Sebaliknya peneliti kualitatif lebih menerjunkan diri dalam riak gelombang gejolak obyek penelitian dan terbenam di dalamnya. Ini agar dia menjadi mengerti, memahami, dan menghayati (verstehen) pada obyek penelitiannya.
  4. Pada dasar pandangan posibilitas kausal, maka pendekatan kuantitatif selalu memisahkan antara sebab riil temporal simultan yang mendahuluinya sebelum akhirnya melahirkan akibat-akibatnya. Sebaliknya pendekatan kualitatif selalu mustahilkan usaha memisahkan sebab dengan akibat, apalagi secara simultan.
  5. Pada dasar pandangan peranan nilai, maka pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu bebas nilai, obyektif dan harus seperti apa adanya. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat segala sesuatu tidak pernah bebas nilai, termasuk si peneliti sendiri yang subyektif.
  6. Manfaat Penelitian Bagi Peneliti
Baca Juga:  Hakikat Paradigma Penelitian Pendidikan

Manfaat penelitian bagi peneliti biasanya sebagai identifikasi suatu masalah yang sedang terjadi, untuk pengabdian masyarakat, memberikan manfaat kepada masyarakat, dan sebagai pengalaman diri sendiri.

  1. Manfaat Akademis

Kegunaan teoritis dari penelitian yang telah dilaksanakan diharapkan dapat mengembangkan dan menerapkan kajian ilmu komunikasi khususnya ilmu public relations terkait dengan hubungan customer relations dan menambah pengetahuan mahasiswa mengenai dunia public relations secara teoritis.

  • Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan mejadi bahan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan dan program yang telah dilaksanakan, menjadi bahan masukan bagi Riamiranda untuk lebih meningkatkan bahkan menyempurnakan pelayanan customer relations mereka.

2.Signifikansi Penelitian

Signifikansi penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan penelitian. Secara garis besar, siginifikasi penelitian terdiri atas signifikansi ilmiah yang diarahkan pada pengembangan ilmu atau kegunaan teoritis; dan signifikan praktifs, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada obyek yang diteliti. Signifikan digunakan untuk menjelaskan data hasil penelitian. Data yang digunakan untuk penelitian tidak boleh berasal dari sumber yang kredibilitasnya masih diragukan. Untuk itu, data-data tersebut perlu diuji terlebih dahulu agar kemudian dapat digunakan dalam penelitian.

Contoh Penggunaan Kata Signifikan
Berikut beberapa contoh kalimat yang menggunakan kata signifikan di antaranya yakni:

  • Masyarakat Jakarta yang terjangkit virus COVID-19 meningkat secara signifikan.
  • Otot-otot lengannya mengalami perkembangan yang signifikansi setelah ditangani pelatih fisik yang profesional
  • kemampuannya mengalami perkembangan yang signifikansi setelah ia banyak berlatih
  • keuntungan dari penjualan hariannya terus meningkat signifikansi setelah menggunakan cara-cara modern yang sesuai kecenderungan anak-anak milenial

Leave a Reply