Angkot Biru Muda No 44 Kalimalang Karet dan Penumpang Misterius

0
(0)

Malam mulai merangkak masuk, langit gelap tanpa bintang, hanya diterangi oleh lampu-lampu jalan yang temaram. Dodi, sopir angkot biru muda nomor 44 jurusan Kalimalang–Karet, mengemudi santai, menikmati sepinya jalanan yang mulai ditinggalkan kendaraan lain. Angkotnya berderak pelan, menyusuri pinggiran jalan Kalimalang yang sepi.

Angkot Biru Muda No 44 Kalimalang Karet dan Penumpang Misterius
Angkot Biru Muda No 44 Kalimalang Karet dan Penumpang Misterius

Di perempatan sebelum jembatan besar, Dodi menginjak rem. Tiba-tiba, suara ketukan terdengar dari kaca belakang angkotnya. Seorang pria berdiri di sana, melambai meminta tumpangan. Dodi melirik jam di dashboard—hampir pukul 11 malam. Seharusnya ia sudah selesai beroperasi, tapi perasaan penasaran membuatnya menghentikan angkot.

Pria itu mengenakan jaket tebal dan celana panjang, wajahnya tidak terlalu jelas terlihat dalam kegelapan. Ia masuk tanpa banyak bicara, duduk di bangku paling belakang.

“Ke arah mana, Bang?” tanya Dodi sambil melihat ke kaca spion.

“Terus aja, Bang. Saya turun di Kp. Melayu,” jawab pria itu singkat, suaranya dalam dan agak parau.

Dodi mengangguk dan kembali menjalankan angkotnya. Angin malam yang dingin mulai menyusup lewat jendela-jendela terbuka. Suasana di dalam angkot terasa hening, hanya suara mesin yang memecah keheningan. Dodi merasa ada sesuatu yang aneh dengan penumpang ini, tapi ia tidak mau terlalu memikirkannya.

Ketika angkotnya mulai melewati tikungan tajam menuju daerah yang lebih gelap, perasaan tidak enak semakin menguat. Setiap kali ia melirik kaca spion, pria itu tampak duduk diam, tanpa bergerak sedikit pun. Matanya tetap terarah lurus ke depan, tanpa menatap keluar jendela seperti penumpang pada umumnya.

Baca Juga:  Obrolan Gelap di Warung Kopi

Saat mendekati pasar malam yang masih ramai, angkot berhenti karena lampu merah. Beberapa orang menunggu di pinggir jalan, dan salah satunya melambaikan tangan untuk naik. Seorang wanita muda dengan wajah lesu masuk ke dalam angkot, duduk di dekat pintu. Ia menghela napas panjang, menandakan kelelahan setelah seharian bekerja di pasar.

Tanpa banyak bicara, Dodi kembali menjalankan angkotnya. Jalanan mulai kembali lengang, hanya sesekali mobil lewat. Wanita itu memandang keluar, sementara penumpang misterius di bangku belakang tetap diam. Namun, yang membuat Dodi merasa tidak nyaman adalah perubahan suasana di dalam angkot. Meski dua penumpang berada di dalam, suasana terasa sepi dan mencekam.

Dodi tidak bisa menghilangkan perasaan aneh itu. Matanya kembali melirik kaca spion, berharap menemukan sesuatu yang bisa menjelaskan perasaannya. Namun, yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat, pria misterius itu tidak lagi terlihat di kaca spion.

Dodi langsung mengerem angkotnya. Ia menoleh ke bangku belakang, namun tak ada siapa-siapa. Bangku itu kosong, seolah tak pernah ada yang duduk di sana.

“Wah, kemana perginya orang tadi?” gumamnya panik.

Wanita muda yang duduk di depan ikut menoleh ke belakang, bingung melihat reaksi Dodi. “Kenapa, Bang? Ada apa?”

Dodi menelan ludah, mencoba menenangkan diri. “Nggak, nggak apa-apa. Tadi ada penumpang di belakang… tapi sekarang hilang.”

Wanita itu terdiam sesaat, matanya mengarah ke bangku belakang yang kosong. “Bang, dari tadi saya naik… nggak ada siapa-siapa selain kita berdua.”

Baca Juga:  Sepeda Bocah yang Ditinggal Penghuni

Ucapan itu membuat Dodi merinding. Ia yakin pria itu tadi ada di bangku belakang. Tapi, sekarang semuanya tampak tidak masuk akal. Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya.


Setelah peristiwa itu, Dodi berusaha tetap tenang dan melanjutkan perjalanan. Namun, sepanjang jalan, pikirannya terus berputar, mencoba mencari penjelasan logis. Ia memandang wanita yang duduk di depannya melalui kaca spion, tapi entah kenapa perasaannya semakin aneh. Wanita itu, sejak naik, tidak pernah menatapnya langsung.

Akhirnya, mereka tiba di terminal Kp. Melayu. Wanita itu turun tanpa bicara, meninggalkan Dodi yang masih terdiam di kursi kemudi. Namun sebelum Dodi sempat berpikir lebih jauh, wanita itu menoleh ke arahnya dan mengucapkan sesuatu yang membuat darahnya membeku.

“Bang, hati-hati kalau lewat daerah Cipinang tengah malam. Sudah sering ada yang bilang angkot 44 suka ada penumpang yang nggak pernah sampai tujuan.”

Dodi hanya bisa tertegun, sementara wanita itu menghilang di balik kerumunan orang. Tiba-tiba, ingatan akan pria misterius di bangku belakang kembali menghantam pikirannya. Malam semakin larut, dan suasana terminal semakin sunyi.

Tanpa berpikir panjang, Dodi memutuskan untuk segera pulang. Ia menjalankan angkotnya dengan kecepatan lebih tinggi dari biasanya, ingin cepat sampai rumah. Namun saat memasuki jalur balik ke Kalimalang, suara ketukan terdengar lagi dari kaca belakang.

Kali ini, Dodi tidak berani menoleh. Jantungnya berdetak kencang, dan tangannya gemetar memegang kemudi. Suara ketukan itu semakin keras, seolah ada seseorang yang mendesak ingin masuk. Tapi Dodi tetap fokus pada jalanan di depannya, tidak berani melihat ke kaca spion.

Baca Juga:  Nenek Tua Naik Angkot Setan

Ketika akhirnya ia sampai di rumahnya, Dodi memarkir angkot dengan cepat dan keluar tanpa menengok ke belakang. Ia berlari ke dalam rumah, menutup pintu dengan keras dan mengunci semua jendela.


Esok paginya, Dodi menceritakan pengalaman malam itu kepada teman-temannya sesama sopir angkot. Sebagian besar dari mereka hanya tertawa, menganggap Dodi terlalu lelah dan mulai berhalusinasi. Namun, ada seorang sopir tua yang mendengarkan dengan serius, lalu berkata dengan nada pelan.

“Kalau yang Bang Dodi ceritain itu benar, berarti kita semua harus lebih hati-hati. Beberapa tahun lalu, ada kecelakaan di jalur Cipinang Muara. Satu angkot nomor 44 terperosok ke kali, dan sopirnya nggak pernah ditemukan.”

Dodi hanya bisa terdiam mendengar cerita itu. Seketika, ia teringat wajah pria misterius yang tadi malam naik di bangku belakang. Pria yang kini ia sadari, mungkin tidak pernah benar-benar ada… atau justru sudah terlalu lama ada di sana.

Meski demikian, satu hal yang membuatnya tertawa kecil di akhir cerita, saat ia membuka dompet semalam dan melihat uang yang ditinggalkan pria misterius itu. Sebuah uang kertas lusuh, dengan tulisan “mainan anak-anak.”

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

This Post Has 21 Comments

  1. bpc-157 benefits

    Athletes often turn to BPC-157 and TB-500 to assist in quicker recovery from intense workouts
    and injury-induced trauma, allowing them to get back to coaching quicker.
    This potent peptide plays an important position in facilitating tissue restore and selling
    wound therapeutic by stimulating cell migration and differentiation.
    Its capacity to modulate the immune system contributes
    to improved total well being and resistance to infections.
    In experiments the place vessel operate was severely impaired, BPC-157 indicated some potential
    to preserve endothelial integrity and preserve blood flow,
    conditions that may favor angiogenic restore.
    Together, these actions may let bpc-157 benefits shift the native surroundings toward a state extra supportive of recent vessel
    growth.
    Although medical research generally mention the cardioprotective
    impact of each peptides, BPC-157 still reveals a more
    steady habits and a more potent effect. Both peptides certainly stimulate angiogenesis, however, TB-500 works
    by way of the activation of actin pathways, in contrast to its opponent, which raises the level
    of growth hormone, thus instantly stabilizing vascularization.
    In Accordance to scientific research, it’s assumed that if the explanation for the applying is wound healing, BPC 157 will act rapidly, systemically, and abruptly.
    At the identical time, TB-500 achieves the identical effects progressively,
    primarily regionally on soft tissues. BPC-157 exhibits considerable potential within the realm of gastrointestinal well
    being, providing hope for those plagued by situations like peptic ulcers, inflammatory bowel illness (IBD), and leaky intestine syndrome.
    Additionally, it amplifies the activity of fibroblasts, cells pivotal in collagen manufacturing and tissue regeneration.
    For people with cardiac ailments or those recovering from heart-related injuries, TB500’s cardiac
    repair and protecting properties provide hope for improved outcomes and potentially enhanced quality of life.

    BPC-157 capabilities by stimulating vascular endothelial growth issue (VEGF), selling the formation of recent blood vessels, and enhancing collagen manufacturing.
    These mechanisms have implications for wound therapeutic,
    irritation reduction, and tissue regeneration. BPC-157 primarily
    works by promoting the formation of recent blood vessels and aiding in tissue repair,
    while TB-500 focuses on enhancing cell migration and differentiation.
    When studied together in vitro, TB-500 and BPC-157
    have been noticed to overlap in some practical areas
    and complementary actions. Both peptides have the potential to contribute
    to the creation of a more permissive milieu via
    attenuation of pro-inflammatory signaling.
    In this trial, they used much greater doses than we see in animal studies—they tested 1 mg (1000 microgram) tablets, with some taking as a lot as 6 tablets at
    once and later taking three tablets thrice every day for two
    weeks. In the animal research, they gave BPC-157
    for more than two weeks and didn’t see any main issues.
    In preliminary evaluations, BPC-157 indicates
    excessive tolerability as much as relatively high doses in animal fashions.
    With ongoing analysis highlighting BPC-157’s therapeutic potential, you might be excited about understanding the optimal dosage tips for higher outcomes.

    Every order contains one bottle with 60 BPC-157/TB500 Capsules,
    with a concentration of 500 mcg of BPC-157 and 500mcg of
    TB500 (500mcg/500mcg). When taken at the really helpful dose of one capsule every day,
    the supply is designed to final roughly eight weeks.
    Please comply with the dosing instructions provided by your healthcare provider to ensure optimal use and effectiveness.

    Whereas BPC-157/TB500 supports tissue restore and restoration, GLP-1s assist in metabolic health and weight management, probably
    complementing one another’s results. When exploring BPC
    157, its advantages embody promoting tissue therapeutic,
    decreasing inflammation, and enhancing digestive well being.

    Studies recommend that BPC 157 may also help in muscle and tendon recovery, making it a valuable
    device for athletes and people with accidents. The distinctive properties of those peptides not only help in repairing existing damage but additionally assist
    prevent future accidents by strengthening connective tissues and enhancing joint stability.
    By Way Of their modulation of inflammatory responses and promotion of
    collagen synthesis, peptide combos like BPC 157 and TB 500 provide a complete strategy to maintaining musculoskeletal well being.

    The therapeutic results of BPC-157 are exerted through multiple courses of motion. One
    of the commonest ways that BPC-157 acts as a therapeutic agent is by carrying out angiogenesis, which is the formation of new blood vessels.
    By facilitating the mobilization of cells to damaged or injured tissues, TB500 plays an important position in tissue repair and regeneration. The administration of TB-500 and BPC 157 in proper
    dosages has shown promising ends in enhancing healing outcomes, backed by notable research in peptide blends
    and wound therapeutic therapies. TB-500, another
    key peptide within the Wolverine protocol, is renowned for
    its capacity to promote rapid therapeutic, accelerate restoration from numerous conditions, and its precise dosage administration requirements.
    As mentioned above, both peptides are inclined to kind blood vessels from preexisting ones.

    Purchase from verified suppliers offering high-quality, research-grade peptides for experimental use.
    Consumer experiences spotlight diverse outcomes, with many noting improved recovery instances
    and lowered irritation. BPC 157’s interplay with histamine pathways is under investigation for its anti-inflammatory properties.

    Purchasers of peptide products from less reputable sources are susceptible to counterfeit, sub-dosing,
    contamination or impure components. This can lead not only to
    losing money on inactive or harmful merchandise,
    but to probably serious health risks. The best place to purchase BPC-157, TB500,
    and different therapeutic peptides is through a verified provider
    of pharmaceutical-grade merchandise. TB500 requires some caution with dosing and biking due to its limited long term human trials.

Leave a Reply