Bocah dan Hantu di Balik Penjara

0
(0)

Iwan ingin lari, tapi rasa penasaran yang luar biasa menghentikannya. Dengan tangan gemetar, ia mengarahkan senter ke celah itu sekali lagi. Saat cahaya redup menembus lubang, ia melihatnya dengan jelas.

Sebuah tangan pucat menjulur keluar dari celah di tembok, seakan mencoba meraih mereka. Tangan itu bergerak pelan, namun dengan niat yang jelas, ingin menjangkau siapa pun yang berada di luar.

Iwan menjerit kencang dan tanpa pikir panjang menarik tangan Udin. Mereka berdua berlari sekencang-kencangnya, meninggalkan tembok penjara yang tampak semakin gelap dan menyeramkan di belakang mereka.

Mereka terus berlari hingga mencapai rumah Iwan. Nafas mereka terengah-engah, tubuh mereka basah oleh keringat. Udin hampir menangis, sementara Iwan masih berusaha mencerna apa yang baru saja ia lihat. Ia tak pernah mengira akan melihat sesuatu yang begitu nyata dan menyeramkan.

“Kita gak akan balik ke sana lagi, kan, Wan?” Udin berkata dengan suara bergetar.

Iwan mengangguk pelan, namun dalam hatinya, rasa penasaran masih membara.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Baca Juga:  Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekakechuu #12

This Post Has 117 Comments

Leave a Reply