PEMAPARAN LATAR BELAKANG PENELITIAN

  • Post author:
  • Post category:Esai / Akademik
  • Post comments:0 Comments
  • Reading time:12 mins read
0
(0)

Latar belakang penelitian adalah bagian penting dari proses ilmiah karena berfungsi sebagai pengantar yang menjelaskan alasan penelitian dilakukan, serta memperjelas masalah yang akan diselesaikan.

  1. Definisi Hakikat

 Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam penelitian ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis.

Latar belakang masalah berisi tentang sejarah dan persitiwa-peristiwa yang sedang terjadi pada suatu proyek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu, nampak adanya penyimpangan-penyimpangan dari standar yang ada, baik standar keilmuan maupun aturan-aturan. Dalam latar belakang ini peneliti harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas.

Menurut Andrik Purwasito (2004), latar belakang masalah setidaknya memuat hal-hal sebagai berikut:

  1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi perhatian anda untuk dijadikan suatu latar belakang. Itulah yang disebut dengan latar belakang faktual (identifikasi masalah yang relevan).
  2. Informasi kasus, baik secara langsung lewat pengamatan di masyarakat maupun lewat buku-buku referensi, dan hasil-hasil penelitian lain yang sejenis, ini disebut latar belakang teoritis.
  3. Tonggak problematik yang berisi berbagai persoalan yang akan dijawab dalam bab-bab selanjutnya. Latar belakang memberi alur berpikir sehingga mempermudah peneliti untuk mensistematisir persoalan yang ingin dipecahkan.
  • Ruang Lingkup

Latar belakang adalah dasar atau alasan yang mendasari dalam melakukan penelitian tersebut, itu secara sederhananya. Dalam penulisan karya tulis ilmiah, latar belakang tentu harus ditulis secara ilmiah, secara sederhana, untuk dapat dikatakan ilmiah sebuah latar belakang harus mengandung beberapa landasan, dianataranya yaitu 1) Landasan Yuridis, 2) Landasan Empiris, 3) Landasan Teoritis, dan 4) Landasan Penelitian terdahulu.

Landasan-landasan latar belakang

  • Landasan Yuridis

Berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku, jadi dalam menuliskan latar belakang, harus mencari landasan hukum yang berlaku, landasan peraturan yang ada, sehingga tulisan atau alasan yang anda sampaikan berdasar hukum atau peraturan yang kuat.

  • Landasan Empiris

Data-data nyata, kondisi kekinian yang ada di lapangan atau lingkungan.Landasan empiris dapat digali melalui kaitan pustaka, observasi, atau melalui wawancara. Tujuannya yaitu guna menemukan kondisi senyata mungkin yang dapat mendasari anda melakukan penelitian tersebut.

  • Landasan teoritis

Pendapat-pendapat ahli, intinya, dalam memberikan argumen tentang sesuatu hal, harus didasari oleh pengetahuan yang telah ada, maupun pendapat ahli, dengan begitu maka argumen yang disampikan dalam pembuatan sebuah latar belakang dapat digunakan.

  • Penelitian terdahulu
Baca Juga:  Introduction to Argumentative Writing

Memasukan penelitian terdahulu, penelitian yang telah ada. ini digunakan untuk mempertegas alasan kalian memilih mengembangkan hal tersebut. Penelitian terdahulu dapat anda dapatkan dari jurnal-jurnal ilmiah.

  • Komponen latar belakang masalah

Dalam menuliskan latar belakang, ada beberapa komponen yang harus dipenuhi oleh penulis. Dari komponen ini diharapkan akan meningkatkan minat pembaca dengan hasil penelitian. Selebihnya dari latar belakang lah akan ditentukan apakah kamu mampu dalam menyajikan atau menyampaikan sebuah logika. Selain itu di sini bisa terlihat apakah kamu mampu dalam menyampaikan pikiran kamu melalui sebuah tulisan.

 Berikut adalah beberapa komponen dari latar belakang yaitu:

  • Menuliskan bidang atau permasalahan yang diminati dengan jelas.
  • Menetapkan konteks dengan memberikan tulisan singkat dari bahan literatur terdahulu yang penulis pilih.
  • Tuliskan hipotesis dari masalah yang kamu bahas dalam latar belakang.
  • Alasan dalam memilih permasalahan atau topik penelitian.
  • Pengembangan Struktur latar belakang
  •  Melakukan penelitian atau identifikasi dan pada bagian ini, penulis harus mencari tau berbagai hal yang berkaitan dengan masalah
  • Fakta masalah, untuk menentukan latar belakang masalah yang tepat, sebaiknya tentukan dulu berbagai fakta yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dan fakta masalah nantinya akan dijadikan fokus pembahasan.
  • Tentukan fokus masalah dengan mencoba menjadi seorang peneliti yang baik, maka penulis harus juga bisa melakukan analisis dengan baik dan analisis permulaan bisa dipakai untuk menyimpulkan fokus masalah yang akan dibahas
  • Penjelasan masalah, dengan latar belakang masalah yang jelas, maka pembaca akan mudah untuk memahami berbagai masalah yang disajikan penulis.
  • Ciri-ciri latar belakang
  • Dasar pemahaman untuk pembaca.
  • Perlu data yang dihasilkan dari fakta dalam ciri-ciri pembuatan latar belakang.
  • Memiliki kondisi yang ideal.
  • Kondisi yang faktual.
  • Solusi diberikan singkat
  • Cara membuat latar belakang
  •  Mendiskripsikan topik penelitian.
  • Temukan Fenomena Membuat latar belakang perlu didasarkan pada fenomena apa yang terjadi dilapangan. Fenomena tersebut akan digunakan sebagai akar permasalahan yang dibahas di latar belakang..
  •  Mengindentifikasi masalah
  • Fokus hanya pada satu masalah
  • Kumpulkan penelitian sebelumnya
  • Menacri dukungan berdasarkan teori ahli

Dalam latar belakang, beberapa elemen utama harus ada agar penjelasan menjadi komprehensif dan terstruktur. Elemen-elemen tersebut meliputi identifikasi masalah, kajian pustaka, kesenjangan penelitian, kebaruan, dan signifikansi masalah.

  • Masalah dalam Penelitian
Baca Juga:  Landasan Teori Dan Kerangka Berpikir (Pengertian,Contoh,Perbedaan,Langkah Langkah)

Masalah penelitian adalah kondisi atau situasi yang membutuhkan pemahaman lebih lanjut atau solusi yang efektif. Biasanya, masalah muncul dari ketidaksempurnaan atau kesenjangan dalam pengetahuan, ketidakefektifan metode tertentu, atau fenomena yang mempengaruhi keputusan di bidang yang diteliti. Untuk mengidentifikasi masalah yang layak diteliti, ada beberapa kriteria penting:

  1. Relevansi

Masalah yang relevan adalah masalah yang memiliki dampak signifikan bagi masyarakat atau bidang studi. Sebagai contoh, jika metode pengajaran di sekolah tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar, maka ini adalah masalah relevan untuk diteliti.

  • Kesenjangan Pengetahuan

 Masalah sering kali muncul karena ada hal yang belum diketahui atau belum diteliti secara komprehensif dalam literatur atau praktik. Isu ini dapat menjadi fokus penelitian.

  •  Tantangan yang Membutuhkan Solusi

Masalah yang diteliti adalah tantangan yang memerlukan solusi, misalnya resistensi antibiotik yang meningkat membutuhkan penelitian untuk menemukan alternatif pengobatan yang efektif.

  • Dapat Diuji atau Dijawab

Masalah harus dapat diidentifikasi dengan jelas dan memungkinkan untuk diuji atau dijawab melalui metode penelitian. Sebuah pertanyaan seperti “Bagaimana metode X mempengaruhi hasil belajar siswa?” adalah pertanyaan yang dapat diuji.

Namun, tidak semua hal bisa dianggap sebagai masalah penelitian. Beberapa hal yang sering keliru dianggap sebagai masalah penelitian adalah:

  1. Fakta yang Sudah Jelas Fakta ilmiah yang sudah diterima luas,

Sepert ipiramida Giza di mesir dibangun lebih dari 4.500 tahun yang lalu dan masih berdiri sebagai salah satu dari Tujuh keajaiban Dunia Kuno , tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

  • Pertanyaan yang Tidak Relevan

 Pertanyaan yang tidak berdampak signifikan, misalnya “Tetangga saya Johnpercaya bahwa hukum seharusnya memperbolehkan anda melakukan itu karena ini dan itu?”, bukan masalah penelitian yang relevan.

  • Pertanyaan yang sangat subjektif dan tidak bisa diukur,

 seperti “Apakah seni abstrak lebih baik daripada seni realistis?” bukanlah masalah yang dapat diuji secara ilmiah.

  • Pertanyaan yang Tidak Spesifik :

Sesuatu yang terlalu luas, seperti “Apa yang memiliki lima jari tapi bukan tangan?”, adalah pertanyaan yang tidak cukup fokus untuk dijadikan masalah penelitian.

  • Kesenjangan Penelitian

Kesenjangan penelitian, atau gap, merujuk pada bagian dari suatu isu yang belum sepenuhnya dipahami atau diteliti. Dalam latar belakang, peneliti harus menunjukkan kesenjangan ini untuk menjelaskan mengapa penelitian baru diperlukan. Peneliti sering kali meninjau literatur sebelumnya untuk menemukan apakah ada aspek yang belum dieksplorasi atau masalah yang belum terselesaikan.

Baca Juga:  Jenis Instrumen Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Sebagai contoh, dalam sebuah penelitian dengan judul “Persepsi Guru Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar,” kesenjangan bisa terletak pada bagaimana guru memandang implementasi kurikulum tersebut dan tantangan apa yang mereka hadapi, yang belum dijelaskan secara mendalam dalam penelitian sebelumnya.

  • Kebaruan

Kebaruan adalah aspek penelitian yang menonjolkan apa yang baru atau berbeda dari penelitian sebelumnya. Setiap penelitian harus menawarkan sesuatu yang baru, baik dalam pendekatan, data, atau perspektif yang digunakan. Ini bisa dalam bentuk metode baru, populasi yang berbeda, atau bahkan pemikiran baru mengenai masalah yang sudah diteliti sebelumnya. Kebaruan ini harus jelas, sehingga penelitian tidak hanya menjadi pengulangan dari studi yang sudah ada.

Penilaian dampak atau signifikansi masalah dalam penelitian adalah faktor penting yang harus diuraikan dengan baik dalam latar belakang. Peneliti harus mempertimbangkan dampak yang akan diberikan oleh penelitiannya pada bidang studi atau masyarakat secara umum. Misalnya, sebuah penelitian dengan judul “Dampak Penggunaan Media Sosial terhadap Perilaku Konsumtif Remaja” memiliki dampak signifikan karena meneliti bagaimana media sosial dapat memengaruhi perilaku konsumtif remaja, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kesejahteraan finansial dan sosial mereka.

Dalam penjelasan dampak masalah, peneliti juga bisa memisahkan relevansi ilmiah, dampak praktis, dan konsekuensi sosial dari penelitian yang akan dilakukan. Contohnya, dalam sebuah studi tentang metode pembelajaran online di daerah terpencil, relevansi ilmiahnya adalah bahwa penelitian tersebut mengisi kesenjangan dalam literatur tentang efektivitas metode tersebut di wilayah dengan infrastruktur terbatas. Secara praktis, hasilnya bisa digunakan oleh pembuat kebijakan untuk meningkatkan akses pendidikan, sementara secara sosial, penelitian ini dapat membantu mengurangi ketimpangan antara daerah terpencil dan perkotaa.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Leave a Reply