Penelitian survei merupakan salah satu metode penelitian yang paling umum digunakan, terutama dalam studi sosial dan pendidikan. Penelitian ini melibatkan pengumpulan data dari sekelompok responden melalui kuesioner atau wawancara terstruktur untuk mendapatkan gambaran umum mengenai sikap, pendapat, atau karakteristik tertentu dari populasi yang lebih luas. Survei sangat efektif untuk menghasilkan data kuantitatif yang dapat digunakan untuk menganalisis tren, mengidentifikasi pola, atau membuat generalisasi berdasarkan sampel yang representatif.
Dalam artikel ini, kita akan membahas panduan praktis untuk merancang penelitian survei, dengan fokus pada syarat-syarat yang harus dipenuhi, jenis data yang dikumpulkan, instrumen penelitian yang digunakan, dan teknik validasi. Untuk memberikan gambaran nyata, akan diberikan contoh kasus penelitian survei di bidang pendidikan.
Syarat-Syarat Penelitian Survei
Agar penelitian survei dapat berjalan dengan baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi:
Tujuan yang Jelas
- Setiap penelitian, termasuk survei, harus dimulai dengan tujuan yang jelas. Peneliti harus mengetahui dengan pasti apa yang ingin mereka capai dengan penelitian ini, apakah itu untuk menggali pendapat, mengukur kepuasan, atau memahami karakteristik populasi tertentu.
Contoh: Peneliti ingin mengetahui kepuasan siswa terhadap pembelajaran daring di sekolah-sekolah menengah di suatu wilayah selama pandemi COVID-19.
Populasi dan Sampel
- Salah satu syarat utama dalam penelitian survei adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Populasi merujuk pada kelompok besar yang menjadi target penelitian, sedangkan sampel adalah subset dari populasi tersebut yang dipilih untuk mewakili keseluruhan populasi. Pemilihan sampel yang representatif sangat penting agar hasil survei dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih besar.
Contoh: Peneliti ingin meneliti semua siswa kelas X di sekolah-sekolah menengah di suatu kota. Namun, karena tidak mungkin mewawancarai semua siswa, mereka memilih sampel acak sebanyak 200 siswa untuk survei.
Desain Kuesioner yang Valid dan Andal
- Kuesioner merupakan instrumen utama dalam penelitian survei. Agar data yang dihasilkan valid, pertanyaan dalam kuesioner harus dirancang dengan hati-hati. Pertanyaan harus jelas, tidak bias, dan relevan dengan tujuan penelitian. Kuesioner yang baik juga harus mudah dipahami oleh responden dan mampu mengukur variabel yang diteliti secara akurat.
Contoh: Kuesioner yang dirancang untuk menilai kepuasan siswa terhadap pembelajaran daring mencakup pertanyaan mengenai akses teknologi, interaksi dengan guru, efektivitas bahan ajar, dan kepuasan keseluruhan terhadap pengalaman belajar daring.
Pemilihan Metode Pengumpulan Data
- Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam survei, termasuk survei tertulis (kuesioner), survei online, atau wawancara telepon. Pemilihan metode ini tergantung pada aksesibilitas responden dan jenis data yang ingin dikumpulkan. Misalnya, survei online lebih cepat dan murah untuk disebarkan, namun tidak semua populasi memiliki akses internet yang memadai.
Contoh: Peneliti menggunakan survei online untuk mengumpulkan data dari siswa di kota besar yang memiliki akses internet yang baik. Namun, untuk siswa di daerah terpencil, wawancara telepon mungkin lebih efektif.
Jenis Data dalam Penelitian Survei
Data yang dikumpulkan melalui survei umumnya bersifat kuantitatif, namun bisa juga mencakup elemen kualitatif. Berikut adalah dua jenis data utama dalam penelitian survei:
Data Kuantitatif
- Data kuantitatif merupakan data numerik yang dihasilkan dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang bersifat terstruktur. Jenis data ini sering kali dikumpulkan melalui pertanyaan pilihan ganda, skala Likert, atau angka.
Contoh: Pertanyaan tentang kepuasan siswa terhadap pembelajaran daring mungkin menggunakan skala Likert, di mana siswa diminta menilai tingkat kepuasan mereka dari 1 (sangat tidak puas) hingga 5 (sangat puas).
Data Kualitatif
- Meskipun survei lebih sering digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif, data kualitatif juga dapat dikumpulkan melalui pertanyaan terbuka. Responden diberi kesempatan untuk menjelaskan pendapat mereka secara bebas.
Contoh: Dalam survei kepuasan siswa terhadap pembelajaran daring, peneliti bisa menyertakan pertanyaan terbuka seperti, “Apa tantangan terbesar yang Anda hadapi selama pembelajaran daring?”
Instrumen Penelitian dalam Survei
Instrumen utama dalam penelitian survei adalah kuesioner, baik dalam bentuk tertulis maupun online. Desain kuesioner yang efektif harus memenuhi beberapa syarat:
Skala Pengukuran yang Jelas
- Skala Likert, skala nominal, dan skala ordinal adalah beberapa jenis skala pengukuran yang umum digunakan dalam survei. Penggunaan skala yang sesuai sangat penting untuk mengumpulkan data yang dapat dianalisis secara statistik.
Contoh: Skala Likert dengan lima pilihan (1 hingga 5) sering digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan atau persetujuan responden terhadap suatu pernyataan.
Bahasa yang Sederhana dan Mudah Dipahami
- Instrumen survei harus menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh responden. Hindari istilah teknis atau kalimat yang rumit, kecuali jika survei ditujukan untuk responden yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi di bidang tersebut.
Contoh: Alih-alih menggunakan istilah “penguasaan pedagogis,” peneliti bisa menggunakan istilah yang lebih mudah dimengerti seperti “kemampuan mengajar” jika survei ditujukan untuk siswa atau masyarakat umum.
Pilot Testing
- Sebelum survei diluncurkan secara resmi, kuesioner sebaiknya diuji coba terlebih dahulu melalui pilot testing. Ini membantu mengidentifikasi kesalahan, ambiguitas, atau ketidakpahaman dalam pertanyaan yang diajukan, sehingga perbaikan dapat dilakukan sebelum survei disebarkan secara luas.
Teknik Validasi dalam Penelitian Survei
Validasi sangat penting untuk memastikan bahwa instrumen survei benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Beberapa teknik validasi yang sering digunakan dalam survei antara lain:
Validitas Isi
- Validitas isi memastikan bahwa pertanyaan dalam kuesioner mencakup semua aspek penting yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Untuk memastikannya, peneliti dapat meminta ahli dalam bidang tersebut untuk meninjau kuesioner dan memberikan masukan mengenai kelengkapan dan relevansi pertanyaan.
Contoh: Jika penelitian survei bertujuan untuk menilai kepuasan siswa terhadap pembelajaran daring, peneliti perlu memastikan bahwa kuesioner mencakup semua aspek yang relevan, seperti akses internet, interaksi dengan guru, dan kualitas materi ajar.
Validitas Konstruk
- Validitas konstruk memastikan bahwa instrumen benar-benar mengukur konsep atau konstruk yang dimaksud. Ini dapat diuji dengan analisis statistik seperti faktor analisis, yang membantu menentukan apakah semua pertanyaan dalam kuesioner benar-benar menggambarkan konstruk yang sama.
Reliabilitas
- Reliabilitas instrumen mengacu pada konsistensi hasil yang diperoleh dari survei. Instrumen yang reliabel akan memberikan hasil yang sama jika diulang pada kondisi yang sama. Reliabilitas dapat diuji melalui uji statistik seperti Cronbach’s Alpha, yang mengukur konsistensi internal dari pertanyaan dalam kuesioner.
Contoh: Jika siswa menjawab kuesioner yang sama tentang pembelajaran daring dalam dua waktu yang berbeda, hasilnya seharusnya relatif konsisten jika instrumen tersebut reliabel.
Contoh Kasus Penelitian Survei di Pendidikan
Misalkan seorang peneliti ingin mengevaluasi efektivitas penggunaan teknologi dalam pembelajaran jarak jauh di sekolah menengah selama pandemi. Peneliti menyebarkan survei kepada 500 siswa dari berbagai sekolah di beberapa kota besar di Indonesia.
Kuesioner berisi pertanyaan tentang akses internet siswa, perangkat yang digunakan, interaksi dengan guru selama kelas daring, dan kepuasan terhadap proses pembelajaran secara keseluruhan. Sebagian besar pertanyaan menggunakan skala Likert lima poin untuk mengukur tingkat kepuasan dan kemudahan dalam penggunaan teknologi, sementara ada juga pertanyaan terbuka untuk menggali pendapat siswa tentang apa yang bisa diperbaiki.
Setelah survei selesai, peneliti melakukan analisis statistik untuk mengidentifikasi tren umum di antara responden. Sebagai contoh, mereka menemukan bahwa siswa di kota-kota besar memiliki akses yang lebih baik terhadap teknologi dan merasa lebih puas dengan pembelajaran jarak jauh dibandingkan siswa di daerah terpencil yang mengalami kendala akses internet.
Peneliti kemudian melakukan validasi dengan meminta beberapa ahli pendidikan untuk meninjau kuesioner, serta melakukan uji reliabilitas untuk memastikan konsistensi hasilnya.