Panduan menyusun latar belakang penelitian

Latar belakang masalah dalam penelitian adalah bagian yang sangat penting karena menjadi dasar bagi seluruh penelitian. Bagian ini menjelaskan konteks atau situasi dari masalah yang ingin diteliti, serta alasan mengapa masalah tersebut perlu diperhatikan. Dalam latar belakang, peneliti mengidentifikasi masalah utama yang dihadapi dan menjelaskan bagaimana masalah tersebut berdampak pada bidang yang sedang diteliti. Peneliti juga perlu menunjukkan relevansi masalah ini dalam konteks yang lebih luas, misalnya dalam masyarakat atau bidang ilmu tertentu.

Selanjutnya, peneliti melakukan kajian literatur, yaitu meninjau penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan masalah ini. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa masalah tersebut belum sepenuhnya terselesaikan atau ada aspek yang belum diteliti dengan baik. Ini penting agar peneliti bisa menjelaskan apa yang akan dilakukan untuk mengisi kekurangan atau kesenjangan dalam penelitian sebelumnya.

Latar Belakang Penelitian
Menulis Latar Belakang Penelitian

Latar belakang masalah dalam penelitian memerlukan beberapa elemen penting yang harus ada agar penjelasannya komprehensif dan jelas. Berikut adalah elemen-elemen tersebut:

  1. Masalah
  2. Kajian Literatur
  3. Kesenjangan Penelitian (Gap)
  4. Kebaruan

Masalah dalam Penelitian

Masalah dalam penelitian adalah suatu kondisi atau situasi yang memerlukan pemahaman lebih lanjut atau solusi. Masalah ini sering kali terkait dengan kesenjangan dalam pengetahuan, ketidakefektifan suatu metode, atau ketidakpastian yang mempengaruhi keputusan atau tindakan dalam bidang tertentu. Masalah penelitian harus memenuhi beberapa kriteria berikut:

  1. Relevansi

Masalah yang relevan adalah masalah yang memiliki dampak signifikan atau memiliki konsekuensi penting bagi bidang studi atau masyarakat. Misalnya, jika dalam bidang pendidikan ditemukan bahwa metode pengajaran tertentu tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, ini adalah masalah yang relevan untuk diteliti.

  1. Kesenjangan Pengetahuan

Masalah penelitian sering kali muncul karena adanya kesenjangan antara apa yang diketahui dan apa yang belum diketahui dalam literatur atau praktik. Jika suatu isu belum diteliti secara memadai atau terdapat kontradiksi dalam penelitian sebelumnya, ini bisa dianggap sebagai masalah.

  1. Tantangan yang Membutuhkan Solusi

Masalah dalam penelitian adalah tantangan yang memerlukan penyelidikan atau solusi. Misalnya, meningkatnya resistensi antibiotik adalah masalah yang membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menemukan alternatif pengobatan yang efektif.

  1. Dapat Diuji atau Dijawab

Masalah penelitian harus dapat diidentifikasi secara jelas dan memungkinkan untuk diuji atau dijawab melalui metode penelitian tertentu. Contohnya, “Bagaimana metode X mempengaruhi hasil belajar siswa?” adalah pertanyaan yang spesifik dan dapat diuji.

Bukan Masalah dalam Penelitian

Sebaliknya, bukan masalah dalam penelitian adalah kondisi atau situasi yang tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut, atau yang tidak memenuhi kriteria masalah yang disebutkan di atas. Berikut adalah beberapa hal yang sering keliru dianggap sebagai masalah penelitian:

  1. Fakta yang Sudah Jelas dan Diterima Secara Luas
Baca Juga:  Panduan untuk Memahami Jenis-Jenis Penelitian Pendidikan

Sesuatu yang sudah diketahui dengan jelas dan diterima oleh komunitas ilmiah atau masyarakat bukanlah masalah penelitian. Misalnya, “Air mendidih pada suhu 100°C di permukaan laut” adalah fakta ilmiah yang sudah mapan dan tidak memerlukan penelitian lebih lanjut.

  1. Pertanyaan yang Tidak Relevan atau Spekulatif

Pertanyaan yang tidak relevan atau tidak memiliki dampak signifikan pada bidang studi atau masyarakat tidak dapat dianggap sebagai masalah penelitian. Misalnya, “Mengapa warna favorit seseorang memengaruhi pilihan sarapan mereka?” adalah pertanyaan yang tidak memiliki relevansi yang cukup kuat untuk diteliti.

  1. Subjektivitas yang Tidak Dapat Diukur

Isu yang sepenuhnya subjektif dan tidak dapat diukur atau diuji secara ilmiah sering kali bukan masalah penelitian. Misalnya, “Apakah seni abstrak lebih baik daripada seni realistis?” adalah pertanyaan yang terlalu subjektif untuk dijadikan masalah penelitian.

  1. Kurangnya Spesifikasi atau Fokus

Sesuatu yang terlalu umum atau tidak spesifik tidak dapat dianggap sebagai masalah penelitian. Misalnya, “Mengapa orang belajar?” adalah pertanyaan yang terlalu luas dan tidak memiliki fokus yang jelas untuk dijadikan masalah penelitian.

Contoh Pembeda

Masalah Penelitian: “Meskipun telah diterapkan kurikulum berbasis teknologi di sekolah-sekolah dasar, masih banyak siswa yang tidak mencapai tingkat literasi yang memadai. Penelitian ini akan mengeksplorasi faktor-faktor yang menghambat efektivitas program ini.”

Bukan Masalah Penelitian: “Siswa belajar menggunakan teknologi di kelas.” (Ini adalah deskripsi umum dan bukan masalah yang membutuhkan penyelidikan.)

Mengidentifikasi Masalah dari Judul Penelitian

Mengidentifikasi masalah dari judul penelitian adalah langkah penting dalam memastikan bahwa penelitian yang dilakukan memiliki fokus yang jelas dan relevan. Judul penelitian biasanya menggambarkan inti dari masalah yang ingin diselesaikan atau dipahami melalui penelitian tersebut. Berikut adalah langkah-langkah untuk mengidentifikasi masalah dari judul penelitian:

1. Analisis Kata Kunci

Caranya: Identifikasi kata-kata kunci dalam judul yang menunjukkan fokus utama penelitian.

Contoh: Judul penelitian “Efektivitas Metode Pembelajaran Daring terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa SD.”

  • Kata kunci: “Efektivitas,” “Metode Pembelajaran Daring,” “Peningkatan Hasil Belajar,” “Siswa SD.”

Identifikasi Masalah: Dari kata-kata kunci ini, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini fokus pada mengukur seberapa efektif metode pembelajaran daring dalam meningkatkan hasil belajar siswa SD. Masalah yang diidentifikasi adalah kebutuhan untuk memahami apakah metode ini benar-benar efektif.

2. Temukan Hubungan Antara Konsep

Caranya: Lihat bagaimana konsep-konsep yang ada dalam judul saling berhubungan. Ini dapat membantu mengidentifikasi permasalahan yang sedang dieksplorasi.

Baca Juga:  Menuliskan Landasan Teori dan Kerangka Berpikir

Contoh: Judul penelitian “Pengaruh Stres Kerja terhadap Produktivitas Karyawan di Perusahaan IT.”

  • Konsep yang terhubung: “Stres Kerja” dan “Produktivitas Karyawan.”

Identifikasi Masalah: Penelitian ini mencoba mengungkap apakah stres kerja mempengaruhi produktivitas karyawan. Masalahnya adalah adanya dugaan bahwa stres di tempat kerja dapat mengurangi produktivitas, yang perlu dibuktikan melalui penelitian.

3. Pertanyaan yang Dihasilkan dari Judul

Caranya: Ubah judul menjadi pertanyaan penelitian. Ini membantu untuk lebih memahami masalah yang ingin dipecahkan.

Contoh: Judul penelitian “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan dalam Menggunakan Layanan Perbankan Digital.”

  • Pertanyaan yang dihasilkan: “Apa saja faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam menggunakan layanan perbankan digital?”

Identifikasi Masalah: Masalah yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman tentang faktor-faktor spesifik yang berkontribusi terhadap kepuasan pelanggan dalam layanan perbankan digital.

4. Identifikasi Kesenjangan atau Ketidakpastian

Caranya: Pertimbangkan apakah judul penelitian menunjukkan adanya ketidakpastian, kesenjangan, atau kontroversi yang perlu diselesaikan.

Contoh: Judul penelitian “Persepsi Guru Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar.”

  • Kesenjangan atau ketidakpastian: Bagaimana guru memandang implementasi Kurikulum Merdeka, apakah ada tantangan atau keberhasilan yang belum teridentifikasi?

Identifikasi Masalah: Masalah yang muncul adalah perlunya pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana guru mengalami dan menilai implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah dasar.

5. Penilaian Dampak atau Signifikansi

Caranya: Pertimbangkan apa dampak atau signifikansi dari masalah yang diindikasikan oleh judul. Mengapa masalah ini penting untuk diteliti?

Contoh: Judul penelitian “Dampak Penggunaan Media Sosial terhadap Perilaku Konsumtif Remaja.”

  • Dampak: Bagaimana media sosial mempengaruhi perilaku konsumtif remaja, yang mungkin berdampak pada kesejahteraan finansial dan sosial mereka.

Identifikasi Masalah: Masalahnya adalah meningkatnya perilaku konsumtif di kalangan remaja yang mungkin dipicu oleh penggunaan media sosial, yang membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.

Catatan Terkait Penulisan Masalah

Dalam penelitian pastikan memiliki elemen kunci yang membantu menjelaskan mengapa masalah yang diteliti penting untuk diselidik serta dalam kondisi apa masalah itu muncul yaitu Konteks dan Signifikansi Masalah. Keduanya berfungsi untuk memberikan justifikasi ilmiah dan praktis bagi penelitian yang dilakukan.

Konteks masalah mengacu pada latar belakang atau situasi di mana masalah tersebut muncul. Ini mencakup informasi tentang kondisi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, atau teknologi yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti. Konteks membantu peneliti dan pembaca memahami masalah dalam kerangka yang lebih luas, serta mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi atau terkait dengan masalah tersebut.

Baca Juga:  Metodologi Penelitian Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) : “Memahami Tujuan dan Ruang Lingkup”

Contoh:

Jika penelitian berfokus pada “Pengaruh Metode Pembelajaran Online terhadap Prestasi Siswa di Daerah Terpencil,” konteks masalah dapat mencakup:

  • Situasi Sosial dan Geografis: Daerah terpencil sering kali memiliki akses terbatas ke teknologi dan sumber daya pendidikan, yang dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran online.
  • Kondisi Teknologi: Infrastruktur internet yang kurang memadai di daerah terpencil bisa menjadi hambatan bagi implementasi metode pembelajaran online.
  • Kebijakan Pendidikan: Bagaimana kebijakan pendidikan di daerah tersebut memfasilitasi atau menghambat penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran.

Signifikansi masalah mengacu pada pentingnya masalah tersebut untuk diteliti, baik dari sudut pandang ilmiah maupun praktis. Ini mencakup alasan mengapa masalah ini relevan, apa dampaknya jika tidak diselesaikan, dan bagaimana penelitian ini bisa berkontribusi pada pemahaman atau solusi dari masalah tersebut.

Aspek Signifikansi:

  • Relevansi terhadap Bidang Ilmu: Bagaimana penelitian ini berkontribusi pada pengembangan teori atau konsep dalam disiplin ilmu tertentu? Misalnya, penelitian tentang metode pembelajaran online dapat memperkaya literatur dalam bidang teknologi pendidikan.
  • Implikasi Praktis: Bagaimana hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam praktik? Misalnya, jika penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran online efektif di daerah terpencil, ini dapat mempengaruhi kebijakan pendidikan dan alokasi sumber daya di daerah-daerah tersebut.
  • Dampak Sosial atau Ekonomi: Apa konsekuensi lebih luas jika masalah ini tidak diselesaikan? Misalnya, jika siswa di daerah terpencil terus mengalami kesenjangan prestasi akibat kurangnya akses ke pendidikan yang efektif, ini dapat memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi di masa depan.

Contoh:

Pada penelitian yang sama tentang metode pembelajaran online di daerah terpencil, signifikansi masalahnya bisa dijelaskan sebagai berikut:

  • Relevansi Ilmiah: Studi ini akan mengisi kesenjangan dalam literatur yang membahas efektivitas metode pembelajaran online di daerah dengan infrastruktur terbatas.
  • Dampak Praktis: Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pembuat kebijakan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di daerah terpencil, sehingga membantu mengurangi kesenjangan pendidikan antara daerah terpencil dan perkotaan.
  • Konsekuensi Sosial: Jika metode pembelajaran online terbukti efektif, ini bisa memberikan kesempatan yang lebih besar bagi siswa di daerah terpencil untuk bersaing secara akademis dengan siswa di daerah lain.

Mengidentifikasi masalah dalam penelitian merupakan langkah awal yang penting karena menentukan fokus utama yang ingin diselesaikan atau dipahami. Namun, mengidentifikasi masalah saja belum cukup untuk memastikan bahwa penelitian yang dilakukan memiliki dasar yang kuat dan relevan. Penting untuk melengkapi identifikasi masalah dengan kajian literatur

Leave a Reply