Penelitian fenomenologi adalah pendekatan kualitatif yang berfokus pada pengalaman subjektif individu terkait suatu fenomena tertentu. Tujuan utama fenomenologi adalah memahami bagaimana seseorang memaknai pengalaman mereka, bukan sekadar deskripsi peristiwa. Dalam pendidikan, fenomenologi sering digunakan untuk mengeksplorasi bagaimana siswa, guru, atau orang tua memahami atau mengalami situasi atau kejadian tertentu, seperti proses pembelajaran, tantangan emosional, atau bahkan dampak teknologi.
Fenomenologi berbeda dari metode penelitian lainnya karena tidak berusaha untuk membuat generalisasi universal. Sebaliknya, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna pengalaman individu dari sudut pandang mereka sendiri. Dalam artikel ini, kita akan membahas panduan praktis untuk merancang penelitian fenomenologi, dengan fokus pada syarat-syarat yang harus dipenuhi, jenis data yang dikumpulkan, instrumen yang digunakan, dan teknik validasi yang diterapkan. Sebagai tambahan, akan diberikan contoh kasus dalam dunia pendidikan untuk memberikan gambaran nyata tentang bagaimana fenomenologi dilakukan.
Syarat-Syarat Penelitian Fenomenologi
Penelitian fenomenologi memiliki beberapa syarat dan prinsip penting yang harus diperhatikan untuk memastikan keabsahan dan relevansinya:
- Pengalaman Subjektif sebagai Fokus Utama Fenomenologi menekankan pada pengalaman subjektif individu yang terkait dengan fenomena yang diteliti. Ini berarti bahwa penelitian harus berfokus pada bagaimana seseorang memaknai atau mengalami peristiwa tertentu, bukan pada pengukuran objektif fenomena tersebut. Oleh karena itu, peneliti harus memastikan bahwa subjek yang terlibat dalam penelitian benar-benar memiliki pengalaman langsung dengan fenomena yang menjadi fokus penelitian.
Contoh: Dalam konteks pendidikan, peneliti bisa mengeksplorasi pengalaman siswa dengan pendidikan daring selama pandemi COVID-19, memahami bagaimana mereka memaknai perubahan dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring.
- Epoche atau Penangguhan Asumsi Salah satu prinsip utama dalam fenomenologi adalah epoche, yang mengharuskan peneliti untuk menangguhkan asumsi atau prasangka mereka mengenai fenomena yang diteliti. Hal ini berarti peneliti harus mendekati pengalaman partisipan dengan pikiran terbuka dan tanpa bias, mencoba memahami perspektif mereka secara murni.
Contoh: Jika seorang peneliti memulai penelitian tentang pengalaman siswa dalam kelas hybrid, peneliti harus menahan diri dari prasangka tentang efektivitas metode tersebut dan benar-benar mendengarkan perspektif siswa.
- Kedalaman Pengalaman Penelitian fenomenologi membutuhkan penggalian pengalaman secara mendalam. Peneliti harus mengajak partisipan untuk merenungkan pengalaman mereka dan memberikan deskripsi yang detail dan reflektif mengenai apa yang mereka rasakan, pikirkan, dan alami.
Contoh: Jika penelitian fenomenologi difokuskan pada pengalaman guru yang mengajar siswa dengan kebutuhan khusus, peneliti harus mengeksplorasi lebih dalam bagaimana guru merasakan tantangan tersebut, bagaimana mereka memaknainya, dan bagaimana mereka beradaptasi dengan situasi itu.
- Sampel yang Terbatas tetapi Relevan Dalam fenomenologi, sampel biasanya relatif kecil, karena penelitian ini tidak bertujuan untuk menghasilkan generalisasi, tetapi untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang pengalaman individu. Partisipan harus dipilih berdasarkan keterlibatan langsung mereka dengan fenomena yang diteliti, dan kemampuan mereka untuk merenungkan pengalaman tersebut.
Jenis Data dalam Penelitian Fenomenologi
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian fenomenologi bersifat kualitatif, dengan fokus pada pengalaman dan refleksi subjektif partisipan. Data utama yang digunakan adalah:
- Wawancara Mendalam Wawancara mendalam adalah teknik pengumpulan data utama dalam penelitian fenomenologi. Peneliti harus mendorong partisipan untuk menceritakan pengalaman mereka secara mendalam, reflektif, dan detail. Pertanyaan yang diajukan harus bersifat terbuka, yang memungkinkan partisipan untuk mengungkapkan makna dari pengalaman mereka.
Contoh: Dalam wawancara dengan siswa yang mengalami pendidikan daring selama pandemi, peneliti dapat bertanya, “Bagaimana perasaan Anda ketika harus beradaptasi dengan pembelajaran daring? Bagaimana pengalaman tersebut memengaruhi cara Anda belajar?”
- Deskripsi Naratif Selain wawancara, deskripsi naratif juga sering digunakan dalam fenomenologi. Partisipan dapat diminta untuk menuliskan refleksi mereka terhadap pengalaman yang telah mereka alami, baik melalui jurnal atau esai singkat.
- Catatan Lapangan Peneliti fenomenologi juga sering menggunakan catatan lapangan untuk mencatat observasi mereka tentang perilaku, ekspresi, atau lingkungan partisipan selama wawancara berlangsung. Catatan ini berguna untuk memberikan konteks tambahan atau wawasan non-verbal yang dapat melengkapi analisis.
Instrumen Penelitian dalam Fenomenologi
Instrumen utama dalam penelitian fenomenologi adalah peneliti itu sendiri. Karena fenomenologi bertujuan untuk menangkap pengalaman subjektif partisipan, peneliti harus sangat peka dan terampil dalam melakukan wawancara mendalam dan analisis deskriptif. Selain itu, beberapa alat lain yang dapat digunakan termasuk:
- Perekam Suara Perekam suara sangat penting dalam penelitian fenomenologi untuk menangkap detail percakapan selama wawancara mendalam. Ini memungkinkan peneliti untuk kembali mendengarkan wawancara dan memastikan bahwa semua aspek pengalaman partisipan telah ditangkap dengan baik.
- Jurnal atau Catatan Pribadi Partisipan Jika memungkinkan, peneliti dapat meminta partisipan untuk menulis jurnal atau catatan pribadi yang menggambarkan pengalaman mereka selama periode waktu tertentu. Ini dapat memberikan wawasan tambahan tentang bagaimana perasaan partisipan berkembang dari waktu ke waktu.
- Buku Catatan Peneliti Catatan yang dibuat oleh peneliti selama atau setelah wawancara adalah instrumen penting dalam fenomenologi. Catatan ini dapat mencakup refleksi peneliti tentang wawancara, respons non-verbal dari partisipan, atau pengamatan lain yang relevan dengan penelitian.
Teknik Validasi dalam Penelitian Fenomenologi
Validasi dalam penelitian fenomenologi sangat penting untuk memastikan bahwa hasil penelitian merefleksikan pengalaman partisipan dengan akurat. Beberapa teknik validasi yang sering digunakan meliputi:
- Member Check Teknik ini melibatkan pengembalian temuan atau interpretasi awal peneliti kepada partisipan untuk memastikan bahwa interpretasi tersebut sesuai dengan pengalaman mereka. Ini membantu menghindari bias atau kesalahpahaman.
Contoh: Setelah menganalisis wawancara dengan siswa tentang pengalaman pembelajaran daring, peneliti dapat kembali kepada siswa tersebut untuk memverifikasi apakah interpretasi peneliti sesuai dengan pemahaman mereka.
- Triangulasi Data Meskipun fenomenologi lebih fokus pada pengalaman subjektif, triangulasi data masih dapat digunakan untuk memperkuat validasi. Peneliti dapat menggunakan wawancara dengan beberapa partisipan yang mengalami fenomena yang sama untuk melihat konsistensi pengalaman mereka.
- Refleksi Peneliti Peneliti harus selalu melakukan refleksi terhadap peran mereka dalam penelitian, terutama dalam hal bagaimana prasangka atau bias pribadi dapat memengaruhi proses analisis. Refleksi ini membantu menjaga objektivitas dalam interpretasi data.
- Thick Description Dalam fenomenologi, deskripsi mendalam sangat penting untuk memberikan pembaca pemahaman yang kaya dan lengkap tentang pengalaman partisipan. Deskripsi ini harus meliputi detail kontekstual dan emosional dari pengalaman yang diteliti.
Contoh Kasus Penelitian Fenomenologi di Pendidikan
Sebagai contoh, bayangkan seorang peneliti ingin mengeksplorasi pengalaman guru yang mengajar selama masa transisi dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring. Peneliti memilih lima guru dari sekolah yang berbeda dan melakukan wawancara mendalam dengan mereka. Dalam wawancara tersebut, peneliti meminta guru untuk merefleksikan pengalaman mereka ketika pertama kali diminta untuk mengajar daring, bagaimana perasaan mereka, tantangan apa yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka akhirnya beradaptasi.
Peneliti kemudian melakukan analisis deskriptif dari hasil wawancara, mencoba mengidentifikasi tema-tema utama seperti “ketidakpastian awal”, “kurangnya keterampilan teknologi”, dan “strategi adaptasi”. Setelah analisis awal, peneliti kembali kepada guru-guru tersebut untuk melakukan member check dan memastikan bahwa interpretasi peneliti sesuai dengan pengalaman mereka.
日本、米国、先進国など幅広い地域の多彩なラインアップから、対象商品をお選びいただけます。 ※売買等に関するご質問、商品の勧誘等は行っておりません。 DVDなどとして商品化されていない。気軽に”NISA”のことを相談できます。気軽に”NISA”のことを相談できます。電気自動車などのゼロエミッション車、水素自動車、バイオ燃料などの開発が活発である。他にも自動車や自転車など、基本的な進む方向は決まっているが,後ろにも進める場合、前進と後退を用いる。基本保険料の前提条件となる基本填補限度額は、他方で最低額でもある。
利用者負担額の公平性が保たれることで、より多くの高齢者が必要なサービスを受けられるようになり、制度の持続可能性が確保されます。 コンセプトプランニングという仕事の面白さを再確認し、電通という会社のなかでやりたいことの解像度が飛躍的に高まった。初期ユダヤ教において、信仰の典型あるいは最も古典的な例として扱われているのはアブラハムのそれである(創世記 15:
6)。初出は『スーパーヒーロー作戦』のセーブキャラクターその4(ヴィレッタの恋人2)。悪魔くんに救助された事で改心し、最後の使徒となり罪を償う事を誓う。口座振込等を行う事業場の労働者の過半数で組織する労働組合(労働組合がない場合は労働者の過半数を代表する者)と、以下の事項を記載した書面による協定を締結すること。
中国四国支店(中国地方・東海支店(東海地方・関西支店(大阪府・京滋北陸支店(京滋都市圏・大阪北営業所(大阪府北西部・京都営業所(京都府南部・
日々の生活の中で、何気なく使用しているエネルギーを減らすため、できるだけ省エネ型製品を使用するなど、我々一人ひとりの生活を見直していこうではありませんか。特定非営利活動法人・ 『75周年記念特集 フットボールの父 ポール・ 「文部省訓令第12号」は1899年(明治32年)8月3日の発布から、その後も長く存続し続けたが、1945年(昭和20年)10月15日「文部省訓令第8号」(下記)の発布によってようやく無効となった。友田 燁夫「高橋琢也と学生達(疾風怒濤の物語)(4)(中)」『東京医科大学雑誌』第69巻第2号、東京医科大学、2011年4月、184-209頁、ISSN 0040-8905。
AFPBB NEWS. 19 May 2017. 2017年5月21日閲覧。 24 May 2017.
2017年5月26日閲覧。 AFPBB NEWS. 15 May 2017.
2017年5月13日閲覧。 AFPBB NEWS. 20 May 2017.
2017年5月21日閲覧。 26 May 2017. 2017年5月28日閲覧。 28 May 2017.
2017年5月28日閲覧。 11 May 2017. 2017年5月21日閲覧。 15 June 2017.
2017年6月17日閲覧。 2021年6月14日閲覧。 AFPBB
NEWS. 23 June 2017. 2017年6月26日閲覧。
15 May 2017. 2017年7月8日閲覧。