Penumpang Aneh di Stasiun Bekasi

0
(0)
Penumpang Aneh di Stasiun Bekasi

Hujan rintik-rintik turun membasahi Stasiun Bekasi malam itu. Di luar, langit tampak kelabu, padahal jam baru menunjukkan pukul delapan malam. Suara gemuruh kereta yang datang dan pergi semakin menambah suasana melankolis. Hanya beberapa penumpang yang menunggu kereta terakhir, kebanyakan dari mereka tampak lelah setelah seharian bekerja.

Di sudut peron, Andi berdiri bersandar pada tiang sambil sesekali melirik jam tangannya. Dia harus segera pulang karena sudah berjanji pada istrinya untuk tidak lagi terlambat malam ini. Namun, kereta yang ia tunggu-tunggu masih belum tiba.

Tiba-tiba, seseorang menyenggol bahunya pelan. Andi menoleh dan mendapati seorang pria tua dengan topi kusam berdiri di sebelahnya. Wajah pria itu pucat, matanya sedikit sayu namun tajam saat menatap Andi. “Maaf, Mas,” ucap pria itu pelan, “ini kereta ke Cikarang ya?”

Andi menatap pria itu sebentar, bingung. “Iya, Pak. Tapi, jadwalnya sedikit terlambat.”

Pria tua itu mengangguk-angguk, lalu tanpa berkata apa-apa lagi, ia melangkah menjauh. Andi menggeleng, merasa ada sesuatu yang aneh dengan pria itu, tapi ia tak terlalu memikirkannya. Mungkin hanya penumpang biasa.

Namun, tak lama setelah pria itu pergi, Andi menyadari ada hal yang janggal. Stasiun Bekasi malam itu sepi, hanya beberapa orang yang menunggu. Tapi, saat ia melirik ke arah pria tua tadi berjalan, ia tidak bisa menemukannya lagi. Andi mengerutkan kening. “Ke mana dia?” gumamnya.

Peron itu lurus, tidak ada tempat sembunyi kecuali pintu keluar yang cukup jauh. Tapi pria tua itu hilang begitu saja, tanpa jejak.

Baca Juga:  Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekakechuu #04

Perasaan tidak nyaman mulai merambati Andi. Dia berusaha mengabaikannya, kembali melihat ke arah rel, berharap keretanya segera tiba. Namun, tepat ketika ia mencoba menenangkan diri, suara seret terdengar di belakangnya. Suara roda koper yang diseret pelan di lantai peron.

Andi menoleh dan melihat seorang wanita muda menarik koper besar. Wajahnya tertutup sebagian oleh rambut yang basah karena hujan, dan ia berjalan dengan langkah pelan. Wanita itu melangkah melewati Andi, lalu berhenti tiba-tiba tepat di depannya. Matanya tak fokus, seperti sedang mencari sesuatu.

“Mas, kereta ke Jakarta sudah lewat?” tanyanya dengan suara serak.

Andi memandang wanita itu dengan heran. “Belum, Mbak. Masih nunggu.”

Wanita itu tidak merespons. Ia hanya berdiri di sana, matanya masih kosong, lalu tiba-tiba berjalan lagi, kali ini menuju ujung peron. Andi mengikuti gerakannya dengan matanya, namun anehnya, saat wanita itu melewati penumpang lain, mereka seolah tak memperhatikannya sama sekali.

“Sebenarnya, siapa mereka?” pikir Andi. Kepalanya semakin dipenuhi pertanyaan, tapi sebelum sempat ia merenung lebih jauh, terdengar pengumuman bahwa kereta akan tiba dalam beberapa menit.

Saat kereta tiba, Andi buru-buru masuk ke gerbong. Gerbong itu cukup penuh, namun ia menemukan tempat duduk di dekat pintu. Ia duduk dan mulai merasa sedikit lega. Namun, perasaan ganjil tadi tak benar-benar hilang.

Kereta mulai melaju, dan Andi mencoba memejamkan mata, berharap bisa mengabaikan keganjilan yang terjadi. Tapi beberapa saat kemudian, ia mendengar suara dari gerbong belakang. Suara obrolan yang ramai, padahal seingatnya gerbong belakang tampak sepi saat ia masuk.

Baca Juga:  Kaifuku Jutsushi no Yarinaoshi #04

Penasaran, Andi menoleh dan melihat sosok-sosok yang familiar. Di sana, duduk pria tua dengan topi kusam dan wanita dengan koper besar. Mereka berbicara satu sama lain, namun ada sesuatu yang aneh—suara mereka tidak terdengar jelas, hanya seperti bisikan yang dibawa angin.

Andi terdiam, tubuhnya kaku. Matanya tidak bisa lepas dari pemandangan aneh di depan matanya. Pria tua itu tiba-tiba tertawa pelan, lalu menoleh ke arah Andi, matanya menatap lurus ke arahnya. Sementara wanita dengan koper itu hanya duduk diam, wajahnya masih tertutup rambut basah.

Jantung Andi berdegup kencang. Dia berusaha tidak memedulikan mereka, tapi seolah ada yang memaksanya terus menatap. Dia merasa terjebak dalam ketegangan yang tak ia mengerti.

Kemudian, kereta berhenti tiba-tiba di stasiun kecil di tengah perjalanan. Pintu gerbong terbuka, tapi tak ada penumpang yang keluar maupun masuk. Semua penumpang hanya duduk, seolah menunggu sesuatu.

Saat pintu akan menutup, Andi melihat pria tua itu berdiri dan berjalan keluar gerbong. Dia melangkah dengan lambat, matanya masih menatap lurus ke depan. Sementara wanita dengan koper tetap duduk, tak bergerak sedikitpun.

Begitu pintu tertutup, Andi akhirnya menghela napas lega, mencoba mengatur napasnya. Tapi sebelum ia benar-benar merasa tenang, tiba-tiba, wanita dengan koper itu berdiri.

Tanpa menoleh sedikitpun, wanita itu berjalan ke arah Andi. Langkahnya pelan namun pasti, dan semakin dekat, Andi bisa melihat lebih jelas wajahnya yang basah kuyup. Rasa takut menjalar di seluruh tubuh Andi.

Baca Juga:  Angkot Biru Muda No 44 Kalimalang Karet dan Penumpang Misterius

Tepat ketika wanita itu sampai di depannya, kereta tiba-tiba berhenti di Stasiun Bekasi Timur. Pintu terbuka, dan wanita itu pun keluar begitu saja, tanpa sedikit pun menoleh ke belakang.

Andi tercengang, bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Penumpang lain tampak tidak terganggu oleh kejadian itu, seolah mereka tidak menyadari apa yang Andi alami. Dia mencoba menarik napas panjang, berusaha menenangkan pikirannya.

Ketika kereta melanjutkan perjalanan, seorang petugas tiket mendekatinya. “Mas, tadi lihat penumpang aneh nggak?” tanya petugas itu dengan santai.

Andi mengerutkan dahi. “Penumpang aneh? Maksudnya?”

Petugas itu tersenyum tipis. “Iya, biasanya ada penumpang aneh di jam segini. Jangan khawatir, mereka nggak ganggu kok. Cuma suka mondar-mandir aja.”

Andi hanya bisa menatap petugas itu, tak tahu harus berkata apa. Namun di balik ketakutannya, sebuah tawa kecil terlepas dari mulutnya. “Mondar-mandir?” pikirnya. “Ini Bekasi, apa ada yang normal di sini?”

Kereta terus melaju, meninggalkan Stasiun Bekasi Timur, dan Andi duduk diam, mencoba mencerna apa yang barusan terjadi, sementara senyumnya mulai muncul perlahan di wajahnya.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

This Post Has 4 Comments

  1. kalorifer soba

    Keep up the fantastic work! Kalorifer Sobası odun, kömür, pelet gibi yakıtlarla çalışan ve ısıtma işlevi gören bir soba türüdür. Kalorifer Sobası içindeki yakıtın yanmasıyla oluşan ısıyı doğrudan çevresine yayar ve aynı zamanda suyun ısınmasını sağlar.

Leave a Reply