PENGERTIAN PARADIGMA PENELITIAN,TUJUAN,PERAN PENTING,DAN FUNGSI

0
(0)

PARADIGMA PENELITIAN

A. PENGERTIAN PRADIGMA PENELITIAN

Paradigma penelitian adalah kerangka berpikir yang digunakan peneliti yaitu untuk memahami, menafsirkan, dan menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan suatu proses atau riset untuk mencari atau memperoleh fakta atau prinsip dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data (informasi) yang dilaksanakan dengan jelas, teliti, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Paradigma penelitian juga bisa diartikan sebagai seperangkat keyakinan dan kesepakatan bersama antara ilmuan untuk memahami dan menangani masalah.

Paradigma penelitian adalah kerangka berpikir yang dipakai oleh para peneliti dalam memandang realita suatu permasalahan dan juga teori ataupun ilmu pengetahuan.Paradigma penelitian memiliki peran penting dalam pengembangan penelitian dan ilmu pengetahuan.

Paradigma penelitian juga dapat membantu peneliti untuk:

Mendefinisikan dan menemukan hal yang harus diteliti, Menentukan pertanyaan yang harus diajukan, Merumuskan pertanyaan, Menentukan aturan untuk menginterpretasikan jawaban.

Paradigma penelitian merupakan istilah yang kerap berhubungan dengan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian atau melakukan berbagai hal yang terkait dengan penelitian.

Paradigma penelitian muncul ketika mahasiswa melangsungkan penelitian entah itu sebagai tugas, studi literatur, penelitian, tugas akhir, dan bahkan skripsi.Sebelum mengetahui apa itu paradigma penelitian, sebagai mahasiswa harus lebih dulu mengenal mengenai penelitian.

-Menurut penuturan dari Guba (1990), paradigma penelitian merupakan seperangkat keyakinan dan juga persetujuan bersama antara ilmuwan satu dengan ilmuwan lainnya tentang bagaimana sebuah masalah harus ditangani dan juga dipahami.

Secara umum, terdapat dua kelompok paradigma yang sering digunakan oleh para peneliti. Dimana paradigma yang kerap digunakan oleh para peneliti adalah paradigma kuantitatif dan kualitatif.

Kedua paradigma tersebut mempunyai kriteria dan juga metode tersendiri.

Baik itu paradigma penelitian kuantitatif ataupun kualitatif.

Keduanya mempunyai karakteristik dan juga kelebihan serta kekurangannya sendiri.Selain kedua paradigma itu, ada juga paradigma penelitian lainnya yang mendasari.

Beberapa paradigma itu antara lain paradigma positivisme, paradigma konstruktivisme, paradigma pragmatisme, paradigma kritis, dan juga paradigma subjektivisme

B.TUJUAN PARADIGMA PENELITIAN

Tujuan pradigma penelitian adalah untuk menetapkan dasar penelitian dan metodologinya.

C. PERAN PENTING PRADIGMA PENELITIAN

Dengan adanya paradigma penelitian tersebut, maka akan memunculkan jenis pendekatan dan metodologi penelitian yang sesuai dan kemudian digunakan sebagai acuan atau sebagai alat bagi para peneliti untuk melakukan penelitian.

Adanya epistemologi dan ontologi bisa dipandang secara holistik atau menyeluruh mengenai bagaimana sebuah pengetahuan dipandang dan sebagaimana sebuah pengetahuan dipandang dan juga bagaimana peneliti bisa melihat diri sendiri dalam hubungannya dengan pengetahuan dan strategi metodologis yang akan digunakan untuk mengungkap penelitian.

Baca Juga:  mengoptimalkanlandasan teori dan kerangka berpikir dalam penelitian

Dan dengan adanya kesadaran mengenai asumsi filosofis, peneliti bisa langsung meningkatkan kualitas penelitian dan bisa berkontribusi pada perkembangan sebuah penelitian

D. FUNGSI PRADIGMA PENELITIAN

1.Membentuk kerangka pemikiran, Menjelaskan bagaimana peneliti memandang fakta kehidupan sosial

2. Menentukan hal hal yang diteliti, Menjelaskan bagaimana peneliti memperlakukan ilmu atau teori

3. Membantu menentukan cara menganalisis data ,Menentukan desain penelitian Menentukan pendekatan yang digunakan

4.Menentukan metode yang digunakan Menentukan cara yang relevan dalam mengumpulkan data

5.Mempengaruhi bagaimana data dikumpulkan, dianalisis, dan diinterpretasikan

E. JENIS JENIS PARADIGMA PENELITIAN

1. PRADIGMA PENELITIAN KUANTITATIF

Paradigma kuantitatif adalah paradigma yang dilandasi oleh filsafat positivisme, dimana tidak mengakui adanya unsur teologi dan juga metafisik.

Paradigma yang satu ini meyakini bahwa ilmu pengetahuan merupakan satu-satunya pengetahuan yang valid.

Pengetahuan yang dimaksud tersebut yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman yang sudah kita lalui.

Dimana pengalaman itu kita rasakan oleh indera kita yang nantinya akan diolah oleh pikiran kita sendiri.

Karena berawal dari pengalaman pribadi, maka objek penelitian biasanya tidak jauh dari hubungan dan sebab akibat antara pengalaman yang sudah kita lalui dan fenomena yang ada.

Walaupun berasal dari pengalaman yang kita lalui, penelitian tetap saja berdasarkan fakta yang ada.

Selain itu, penelitian juga dapat dilandasi oleh asumsi dengan melihat fakta yang ada.

Sehingga, paradigma tersebut menggunakan asumsi kita yang telah kita bangun dari fakta yang kita dapatkan dari proses berpikir kita terkait fenomena ataupun kejadian tertentu.

Selain itu, paradigma kuantitatif juga mempunyai pandangan bahwa sumber ilmu salah satunya yaitu pemikiran rasional data empiris.

2. PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF

Paradigma penelitian kualitatif adalah penelitian yang menempatkan manusia sebagai subjek penelitian.

Paradigma tersebut termasuk menganut model humanistik karena menjadikan manusia sebagai subjek penelitian di dalam fenomena ataupun peristiwa yang akan kita teliti.

Selain itu, paradigma kualitatif percaya bahwa manusia yang nantinya menentukan perilaku dirinya sendiri dan juga peristiwa sosial yang terjadi.

Filsafat fenomenologis miliki Edmund Husserl yang nantinya dikembangkan dalam sosiologi oleh Max Weber menjadi landasan dari paradigma tersebut.

Baca Juga:  State of the art, Gap Penelitian, Novelty : Komponen Utama dalam Inovasi Penelitian

Pandangan itu menilai bahwa perilaku manusia dilandasi oleh pemikiran ataupun doktrin yang dimiliki oleh individu itu.

Sehingga saat kita menggunakan paradigma kualitatif, suatu peristiwa tak hanya dipandang secara tunggal.

Namun banyak unsur, aspek, dan hal lainnya yang membentuk perilaku tersebut.

Intinya, kita bisa menyebutnya sebagai alasan apa saja yang menggerakkan manusia untuk bertindak. Baik hal tersebut disadari ataupun tidak disadari oleh individu tersebut.

Pada intinya, paradigma ini percaya bahwa manusia mempunyai kontrol untuk menentukan pilihan perilaku mereka. Selain menekankan pada individu tersebut, paradigma kualitatif juga menilai bahwa fenomena atau peristiwa harus dilihat secara menyeluruh.

3. PARADIGMA POSITIVISME

adalah paradigma yang mengacu pada aliran filsafat yang berpandangan bahwa ilmu alam adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang benar.

Paradigma ini juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1). Hanya mengamati permukaan yang tampak, tanpa memahami makna secara lebih dalam

2). Bertujuan mencapai generalisasi Menolak aktivitas yang berkaitan dengan metafisik Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris 3). Percaya bahwa ada kebenaran tunggal dari suatu kejadian ataupun pandangan Realitas yang ada dapat diukur dengan metode yang valid

4.PARADIGMA KONTSTRUKTIVISME

adalah kerangka kerja yang memandang pengetahuan, pembelajaran, dan proses kognitif manusia sebagai hasil konstruksi individu

ciri-ciri paradigma konstruktivisme:

1).Pengetahuan tidak hanya diterima dari lingkungan, tetapi juga dibangun oleh individu secara aktif.

2).Pembelajaran lebih efektif dan bermakna ketika siswa mampu berinteraksi dengan masalah atau konsep.

3).Pembelajaran bukanlah proses mentransfer ilmu, tetapi perlu dibangun sendiri oleh peserta didik.

4).Belajar merupakan aktivitas membangun atau membuat makna berdasarkan pikiran siswa.

5).Siswa dilatih untuk mendapatkan pemahaman, pengetahuan berdasarkan hasil penafsiran atau interpretasi yang didapatkan ketika siswa melakukan interaksi dengan lingkungannya.

5. PARADIGMA INTERPRETATIF

merupakan paradigma yang memandang realitas atau kehidupan nyata tidak memiliki satu sisi, tetapi dapat memiliki banyak sisi, sehingga dapat dikaji dari berbagai sudut pandang.

Ciri ciri paradigma interpretatif

1).Subjektifitas tinggi

2).Berangkat dari perspektif orang yang diteliti

3).Metodologi dilakukan di lapangan

4). Realitas bersifat subjektif

5). Peneliti detail dan terperinci

6. PARADIGMA KRITIS

diartikan sebagai sebuah paradigma alternatif terkait kemasyarakatan yang tujuannya mengkritisi dan menjustifikasi status quo yang ada di masyarakat serta memberikan alternatif pengetahuan untuk bisa menghasilkan tatanan sosial yang lebih baik Paradigma kritis ini lebih berfokus pada kekuasaan, ketidaksetaraan, dan perubahan sosial.

Baca Juga:  Peran State of the Art, Gap Penelitian, dan Novelty dalam Menyusun Karya Ilmiah yang Berkontribusi

1).Berfokus pada kekuasaan, ketidaksetaraan, dan perubahan sosial 2).Bersifat emansipatoris dan kritis dalam mendeteksi patologi sosial

3.Mencoba menafsirkan tindakan untuk memahami kelompok atau masyarakat yang tertindas

4).Berkeyakinan bahwa ada kekuatan laten dalam masyarakat yang mengontrol proses komunikasi masyarakat

7. PARADIGMA FEMINIS

adalah kumpulan pemikiran, aksi, dan pendirian yang didasarkan kesadaran, kepedulian, dan asumsi terhadap ketidakadilan, diskriminasi, ketidaksetaraan, dan penindasan terhadap perempuan.

Feminisme dikelompokkan menjadi tigaa. spektrum, yaitu sebagai gerakan sosialb. ilmu pengetahuanc. alat analisis.

8.PRADIGMA POSTMODERNISME

adalah pandangan, kerangka pemikiran, atau aliran filsafat yang muncul pada abad ke-20. Ciri ciri paradigma post modernisme yaitu :

1).Menolak sistem dasar logika yang statis

2).Menolak gagasan bahwa ada satu narasi atau kebenaran yang dapat menjelaskan dunia

3).Menekankan keberagaman, kompleksitas, dan sifat relatif segala sesuatu

4).Menolak paham modernisme karena dianggap gagal

5).Mencari perspektif yang kurang

dilaporkan dan mencari narasi yang berlawanan Selain itu, paradigma juga memiliki beberapa terminologi filosofis yaitu epistemologi, ontologis, metodologis, dan juga aksiologis.

a. Epistemologi: artinya bagaimana sesuatu itu bisa diketahui.

b. Ontologi:

artinya apa yang ingin diketahui, umumnya berhubungan dengan realita yang ada.

c. Aksiologi:

artinya menjelaskan mengenai sebuah nilai dari penelitian.

d. Metodologi:

artinya bagaimana para ilmuwan mencari tahu.

F. CONTOH PRADIGMA PENELITIAN

Jika ada sebuah media yang menggambarkan terjadinya relokasi di Kota Cianjur , mahasiswa /siswa akan menilai dan melakukan eksplorasi dan klarifikasi mengenai peristiwa yang ditayangkan pada media itu.Kemudian resepsi yang diambil oleh peneliti dari wawancara mendalam soal tayangan berita tersebut berdasarkan dengan teori dan konstruksi (realita) pada setiap individu yang berbeda-beda.Atas dasar pemikiran tersebut, penulis memilih pendekatan kualitatif sebagai jenis penelitian. Karena sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Desi Fitria

Desi Fitria H.221033 Prodi PGSD Mahasiswa universitas djuanda Bogor

Leave a Reply