Malam itu, suara gerobak bakso terdengar melintasi gang sempit. Rodanya berdecit perlahan, seperti tidak ingin mengganggu ketenangan malam. Namun, ada sesuatu yang aneh dengan suasana malam ini. Biasanya, suara itu ditunggu oleh para warga yang berdesakan keluar rumah, berharap semangkuk bakso hangat. Tapi kali ini, tidak ada satu pun orang yang keluar. Gang yang biasa ramai oleh anak-anak berlarian dan tawa canda para tetangga mendadak hening.
Pak Amat, yang dikenal sebagai tukang bakso langganan warga sekitar, tampak mendorong gerobaknya dengan tatapan lurus ke depan. Wajahnya pucat diterpa lampu jalanan yang temaram. Dia berjalan lebih pelan dari biasanya, hampir seperti sedang mencari sesuatu. Atau mungkin, sedang menghindari sesuatu.
Di balik jendela rumah, Darman memperhatikan dengan seksama. “Tumben sepi, biasanya kalau tukang bakso lewat, ramai.” gumamnya. Rasa penasaran mulai menyelimuti pikirannya, membuatnya ingin tahu apa yang terjadi. Dia mengenal Pak Amat cukup baik, tapi ada yang berbeda malam ini. Setelah mendorong gerobak hingga ujung gang, Pak Amat berhenti. Darman melihat ke arah lain. Di sana, sebuah bayangan samar terlihat mengikuti gerak-gerik tukang bakso itu.
“Eh, tadi ada orang lewat, kan?” Darman bertanya pada istrinya, yang sibuk mengurusi anak di dalam rumah. Namun, tak ada jawaban. Perasaan tak nyaman mulai merayapi dirinya.
**
Keesokan harinya, Darman pergi ke warung kopi di pojokan gang untuk membahas hal aneh tadi malam. Di sana, seperti biasa, para warga berkumpul, berbicara tentang berbagai hal—kecuali tukang bakso yang kemarin lewat. Rasa penasaran Darman semakin kuat.
“Lo tau nggak sih, semalem Pak Amat keliling, tapi nggak ada yang keluar beli,” kata Darman memulai percakapan.
Seno, pemilik warung, menyipitkan matanya. “Pak Amat? Tukang bakso? Dia nggak balik-balik lagi dari waktu kejadian itu.”
Darman terdiam sesaat, mencoba mencerna ucapan Seno. “Kejadian apa maksud lo?” tanyanya penuh rasa penasaran.
Seno merendahkan suaranya, membuat obrolan semakin tegang. “Katanya… udah tiga minggu ini dia nggak pernah pulang. Warga sini terakhir liat dia malem-malem, sama kayak lo bilang tadi. Dia keliling, dorong gerobak, tapi nggak ada yang nyamperin buat beli.”
**
Malam itu, Darman memutuskan untuk menunggu lagi. Saat gerobak bakso kembali terdengar mendekat, ia membuka pintu rumah, memastikan dirinya bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi. Lampu jalan yang redup tak cukup membantu memperjelas pandangannya, tetapi dari jauh, ia melihat gerobak itu lagi. Sama seperti sebelumnya, rodanya berdecit, dan Pak Amat mendorongnya pelan, seolah tanpa tujuan.
Tiba-tiba, suara anak kecil memecah keheningan. “Bakso! Bakso!” teriak seorang bocah dari sudut gang. Namun, ketika bocah itu mendekat, ia berhenti di tengah jalan, menatap kosong ke arah gerobak. Darman merasa ada yang janggal.
Bocah itu tiba-tiba berlari pulang dengan wajah pucat. “Pak! Ada apa?” teriak Darman sambil mencoba mengejar, namun si bocah langsung masuk ke rumah tanpa sepatah kata pun.
Gerobak Pak Amat terus bergerak, semakin dekat ke arah Darman. Tiba-tiba, angin dingin berhembus kencang, membawa bau anyir yang asing. Pak Amat berhenti di depan rumah Darman. Ia mendongak, dan mata mereka bertemu. Dalam sekejap, tubuh Darman terasa kaku, seakan terkunci oleh tatapan itu. Wajah Pak Amat semakin pucat, bibirnya bergerak-gerak seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi tak ada suara yang keluar.
Darman tak kuasa menahan rasa takutnya. Ia membalikkan badan dan langsung masuk ke dalam rumah, mengunci pintu rapat-rapat. Namun, di dalam rumah pun, ia masih bisa mendengar decit roda gerobak yang terus berputar, seolah-olah Pak Amat tak kunjung pergi.
**
Hari-hari berikutnya, cerita tentang tukang bakso yang tak pernah pulang semakin menyebar di kalangan warga. Banyak yang mengatakan melihat Pak Amat berkeliaran malam-malam, dengan gerobaknya yang berdecit pelan. Namun, tak satu pun orang yang berani mendekat.
Suatu sore, Darman bertemu dengan Pak Ujang, seorang pedagang yang suka berkeliling di sekitar kampung. Pak Ujang punya cerita menarik. “Lu denger kabar soal Pak Amat, kan?” tanyanya tanpa basa-basi.
Darman mengangguk. “Iya, katanya dia nggak pernah pulang.”
Pak Ujang menepuk pundak Darman. “Ada yang lebih dari itu, Man. Gue pernah denger dari orang tua-tua di sini, ada tempat di gang ini yang konon angker. Dulu, ada kejadian penjual bakso juga yang tiba-tiba hilang. Kalau tukang bakso keliling malem-malem, kadang suka ketemu… yang bukan manusia.”
Jantung Darman berdebar. “Jadi lu pikir, Pak Amat…”
Pak Ujang mengangguk pelan. “Mungkin aja dia ketemu ‘mereka.'”
**
Malam itu, Darman tak bisa tidur. Pikirannya dipenuhi bayangan Pak Amat dan cerita Pak Ujang. Rasa penasaran semakin menghantuinya. Apa benar Pak Amat hilang karena sesuatu yang tak kasatmata?
Tak tahan lagi, Darman akhirnya memutuskan untuk mengunjungi rumah Pak Amat. Saat tiba di sana, suasana semakin mencekam. Rumah itu tampak kosong dan gelap. Darman mengetuk pintu, tapi tak ada jawaban. Ketukan kedua, pintu berderit terbuka perlahan, seperti diundang oleh kekuatan yang tak terlihat.
Di dalam rumah, Darman menemukan gerobak bakso Pak Amat yang tampak teronggok di sudut. Anehnya, bau anyir yang sama seperti malam sebelumnya tercium kuat. Tiba-tiba, terdengar suara dari belakang rumah. Seperti seseorang sedang berjalan, namun langkahnya berat dan terputus-putus. Darman menoleh, dan dalam kegelapan, ia melihat bayangan seseorang. Bayangan itu mendekat perlahan, dan semakin jelas bahwa sosok itu adalah Pak Amat.
Namun, ada yang berbeda. Wajahnya pucat, lebih pucat dari sebelumnya, dan matanya kosong seperti tanpa kehidupan. Darman ingin berteriak, tapi suaranya tercekat di tenggorokan.
**
Pagi harinya, Darman ditemukan tak sadarkan diri di depan rumah Pak Amat oleh warga sekitar. Ia tak bisa menjelaskan apa yang terjadi setelah itu. Warga berusaha mencari tahu keberadaan Pak Amat, namun tak ada jejaknya di mana pun.
Di warung kopi, Seno yang selalu penuh cerita akhirnya memberikan penjelasan yang membuat semua orang terdiam.
“Lu semua pada tau nggak sih, Pak Amat emang udah lama nggak pulang. Tapi yang kalian nggak tau, gerobak baksonya tuh ternyata masih terus didorong sama anaknya, biar bisnis nggak mati.”
Suasana mendadak hening, namun dengan cepat tawa meledak di antara mereka. Darman, yang tadinya tegang, hanya bisa terdiam dan tertawa getir. Ternyata, bayangan yang selama ini menghantui hanyalah bayang-bayang dari rasa takutnya sendiri.

Thе passion of OMT’ѕ founder, Mr. Justin Tan, radiates ѵia
in teachings, encouraging Singapore students tօ falⅼ for math for test success.
Enroll t᧐day іn OMT’s standalone е-learning programs ɑnd seе your grades skyrocket tһrough unlimited access t᧐ toρ quality, syllabus-aligned ⅽontent.
Αs math forms tһe bedrock of abstract thought ɑnd vital
analytical in Singapore’ѕ education ѕystem, expert math tuition offerѕ the tailored guidance necessaгy to turn difficulties
into accomplishments.
Ϝor PSLE achievers, tuition ߋffers mock examinations and feedback, helping fіne-tune responses
fߋr optimum marks in bⲟtһ multiple-choice and oрen-ended sections.
Ꮃith thе O Level math curriculum perioodically developing,
tuition maintains students updated оn adjustments, ensuring thеy are weⅼl-prepared foг existing formats.
Planning fоr the unpredictability of A Level inquiries,
tuition ⅽreates flexible pгoblem-solving methods fоr real-tіme exam scenarios.
Distinctively, OMT’ѕ curriculum complements the MOE
structure ƅy offering modular lessons tһat permit for
duplicated support of weak аreas ɑt the pupil’ѕ pace.
Selection of practice concerns ѕia, preparing you completely fоr
any type of mathematics examination ɑnd bеtter scores.
Eventually, math tuition in Singapore changeѕ prospective іnto achievement, ensuring students not jhst pass yet succeed іn their math
exams.
It’s the best time to make some plans for the future and it is time to be happy.
I’ve read this post and if I could I want to suggest you some interesting things or tips.
Maybe you can write next articles referring to this article.
I want to read even more things about it!
90’lar modas?n?n guzellik s?rlar?yla gunumuzun trendlerine meydan okumaya ne dersiniz?
Хочу выделить материал про Guzellik ve Kozmetik: 90’lar Modas?ndan Ipuclar?.
Ссылка ниже:
[url=https://aynakirildi.com]https://aynakirildi.com[/url]
90’lar?n guzellik s?rlar?yla tarz?n?za yeni bir soluk kazand?rabilirsiniz. Eski moda, yeni size ilham olsun!
This article is very well-written and easy to understand. I appreciate the way you explained the topic step by step.
Sizi gecmisten ilham alan guzellik ipuclar?yla dolu bu nostaljik yolculuga davet ediyoruz. 90’lar modas?n?n s?rlar?na goz atal?m m??
Для тех, кто ищет информацию по теме “Evinizde Estetik ve Fonksiyonu Birlestirin: Ipuclar? ve Trendler”, есть отличная статья.
Вот, делюсь ссылкой:
[url=https://anadolustil.com]https://anadolustil.com[/url]
90’lar modas?n?n guzellik s?rlar?n? kesfetmek, tarz?n?za farkl? bir boyut kazand?rabilir. Denemeye deger degil mi?
Very helpful article, I appreciate how well explained everything was. It gave me a clear picture of the subject.
I blog often and I seriously thank you for your content. This article has really peaked my interest. I’m going to book mark your site and keep checking for new information about once per week. I opted in for your Feed as well.
I enjoyed reading this post from start to finish, it kept me engaged. The clarity of your writing really stands out.
Great explanation, I liked the way you presented all the details. This post really helped me gain a better perspective.
Way cool! Some very valid points! I appreciate you penning this post and also the rest of the site is also very good.